Bandung – Sepatu basah, celana dan baju terciprat air hingga motor terendam banjir menjadi hal biasa bagi para pengendara yang melintas di Kawasan Industri Sapan, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Dua pekan sudah jalan tersebut terendam dan tak kunjung surut.
Tak Hanya di jalan utama, genangan banjir juga terjadi di jalan alternatif via Jalan Sempadan Sungai Cikeruh yang sama-sama masih ada di kawasan Sapan, Bojongsoang. Jalan alternatif itu kerap digunakan warga menuju kawasan Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung.
Selasa (3/12/2024) pagi, meski masih ada genangan, jalan tersebut relatif masih dapat dilintasi para pengguna jalan dan tidak ada kendaraan mogok karena menerobos genangan banjir itu. Genangan banjir yang terjadi di lokasi tersebut diakibatkan luapan Sungai Cikeruh.
“Sudah dua mingguan jalan ini tergenang banjir, naik surut, naik surut, terus aja gitu,” kata Kalista (26) seorang karyawati mini market asal Ciparay.
Kalista menyebut, setiap hari dirinya melintasi Jalan Sapan untuk bekerja di wilayah Cinambo, Bandung. Kalista mengaku bosan dengan kondisi Jalan Sapan yang kerap dilanda banjir dan lama surutnya.
“Bosan, tiap hari basah-basahan, memang enggak parah, tapi ya tiap hari motor saya terendam banjir, pakaian kerap basah, harus gimana ya ini tuh,” ujarnya.
Kalista menyebut, dia ingin ada solusi yang nyata dari pemerintah agar banjir di Sapan cepat surutnya. “Kalau dibiarkan, ya ganggu aktivitas. Mending ini mah masih bisa dilintasi, kalau lagi parah, jalannya off, terus harus muter jauh ke Rancaekek atau ke Cileunyi, kebayangkan jauhnya,” jelasnya.
“Intinya jangan gini-gini terus,” tambahnya.
Keluhan serupa juga dikatakan oleh Dimas (19) salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung. Dimas yang merupakan warga Majalaya ini berujar, setiap hari dia melintas di jalan alternatif itu.
“Tiap hari saya lewat jalan ini, pas awal hujan gede-gedenya air sungainya meluap ke jalan dan surutnya lama karena debit air sungainya masih tinggi,” ujar Dimas.
Menurut Dimas jika debit air Sungai Cikeruh menurun, maka banjir di jalan itu akan surut. Tak hanya di jalan alternatif tersebut, jalan utama Jalan Sapan via Kawasan Industri Sapan juga sama.
“Kalau sungainya masih gede (debit air) gini, lama surutnya,” tuturnya.
Dimas berharap kepada pemerintah agar segera membuat solusi jangka pendek untuk atasi banjir di kawasan Sapan. “Misal ada mesin penyedot air kaya yang di Gedebage kalau banjir bisa cepat surut karena disedot banjirnya,” pungkasnya.