Tasikmalaya – Ratusan guru madrasah di Kota Tasikmalaya mendatangi kantor DPRD, Jumat (6/12/2024) petang. Mereka mengadukan berbagai persoalan kepada wakil rakyat.
Salah satunya harapan agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan guru madrasah. Rencana pemerintah pusat yang akan menaikan gaji guru yang berada di bawah naungan Kemendikdasmen, membuat mereka memiliki harapan yang sama.
Para guru madrasah juga berharap mendapatkan perhatian berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraannya.
“Pemerintah jangan “milaraan” (membuat kecemburuan), kalau bicara pendidikan, guru madrasah pun sama punya peran vital dalam mendidik anak-anak bangsa,” kata Ketua Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Kota Tasikmalaya, Asep Rizal.
Asep mengatakan pihaknya sangat mendukung visi pendidikan bermutu untuk semua, sebagai langkah mewujudkan pemerataan akses pendidikan yang adil dan berkualitas.
“Pendidikan bermutu harus mencakup seluruh jenjang, baik di bawah Kementerian Pendidikan Dasar Menengah maupun Kementerian Agama, karena keduanya memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Asep.
Merasa Terdiskriminasi
Sehingga kata Asep, kebijakan kenaikan gaji yang hanya diberikan kepada guru Mendikdasmen menunjukkan adanya diskriminasi terhadap guru di bawah Kementerian Agama.
“Guru madrasah memiliki tanggung jawab yang sama dalam membangun pendidikan berkualitas dan menanamkan nilai-nilai moral bangsa. Oleh karena itu, kami mendesak agar kenaikan gaji berlaku secara merata tanpa membedakan kementerian pengelola,” kata Asep.
Dia mengatakan dengan audiensi ke DPRD Kota Tasikmalaya, pihaknya berharap bisa difasilitasi untuk melakukan audiensi atau menyampaikan aspirasi kepada DPR RI atau pemerintah pusat.
“Ya kami ingin aspirasi ini sampai ke pusat, kami harap DPRD bisa mengawal dan ikut memperjuangkan aspirasi kami,” kata Asep.
Dari 2.500 Guru Madrasah di Tasikmalaya, Hanya 300 yang Berstatus PNS
Asep menambahkan jumlah guru madrasah di Kota Tasikmalaya ada sekitar 2.500 orang. Mereka selama ini mengabdikan diri di berbagai lembaga pendidikan agama Islam, mulai dari raudhatul athfal, madrasah ibtidaiyah dan lain-lain.
“Dari jumlah 2.500 itu yang berstatus ASN hanya 300 orang, jadi memang sangat jomplang sekali,” kata Asep.
Jalannya audiensi sendiri berlangsung tertib, para guru madrasah diterima di ruang rapat paripurna DPRD Kota Tasikmalaya.
Kehadiran mereka diterima oleh sejumlah anggota DPRD. Secara umum wakil rakyat di DPRD Kota Tasikmalaya mendukung aspirasi guru madrasah ini. Mereka menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi guru madrasah untuk bisa audiensi langsung dengan DPR RI.
“Ya tentu saja kami siap memfasilitasi, bahkan secara lisan kami sudah berkoordinasi dengan anggota DPR RI, tinggal surat resminya menyusul,” kata Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Evi Silviani.
Dia juga mengaku sependapat jika eksistensi guru madrasah memiliki peran strategis untuk pendidikan agama dan moral anak-anak.
“Peran guru madrasah sangat penting, semua sama pentingnya. Tentu kami akan berupaya maksimal untuk sama-sama berjuang dengan guru-guru madrasah ini,” kata Evi.