Sukabumi – Pemerintah Kabupaten Sukabumi resmi memperpanjang masa tanggap darurat hingga 17 Desember 2024 mendatang. Perpanjangan masa tanggap darurat bencana itu dilakukan setelah mempertimbangkan beberapa faktor.
“Hari ini kita rapatkan mengenai perpanjangan status tanggap darurat. Kita putuskan tadi hasil rakor (rapat koordinasi) bahwa ini akan diperpanjang yaitu status tanggap darurat mulai tanggal 11 sampai dengan 17 Desember,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman di Posko Utama TDB, Pendopo Sukabumi, Selasa (10/12/2024).
Dia mengungkapkan beberapa alasan perpanjangan masa tanggap darurat bencana diperpanjang. Pertama, curah hujan diprediksi masih tinggi mulai tanggal 10 sampai 14 Desember.
“Kedua berdasarkan data yang ada sampai saat ini itu masih ada dua orang yang hilang masih belum ditemukan yang 10 orang sudah meninggal,” ujarnya.
Selain itu, jumlah pengungsi berdasarkan data per hari ini masih di angka 913 KK dengan 2.908 jiwa. “Ini sangat membutuhkan perhatian kita,” sambungnya.
Terkait cuaca hujan yang diprediksi akan terjadi sangat lebat di wilayah Kabupaten Sukabumi, Ade menyebut, pemerintah sudah menerapkan operasi modifikasi cuaca.
“Agendanya mereka yang melakukannya, kita sudah mengajukan karena kita kalau kemarin berdasarkan hasil dari BMKG curah hujan yang ada di kabupaten Sukabumi tinggi oleh karena itu ada rekayasa cuaca,” ucap dia.
Sekedar informasi, bencana alam tanah longsor, banjir hingga pergerakan tanah melanda 176 desa, 39 kecamatan di Kabupaten Sukabumi pada 4 Desember 2024 lalu. Secara rinci, bencana tanah longsor terjadi di 221 titik, banjir di 171 titik, angin kencang di 30 titik dan pergerakan tanah di 255 kejadian.
Bencana itu juga mengakibatkan korban terdampak sebanyak 6.812 KK/13.837 jiwa, korban mengungsi 913 KK/2.988 jiwa dan korban terancam sebanyak 425 KK/790 jiwa.
Adapun dampak kerusakan, rumah rusak berat sebanyak 1.428 unit, rusak sedang 1.201 unit, rusak ringan 1.272 unit, rumah terancam sebanyak 653 unit dan rumah terendam sebanyak 1.169 unit.
Sarana lainnya yang terdampak yaitu 31 jembatan, 8 TPT, 15 saluran air, 23 tempat ibadah, 124 sekolah, 83 titik jalan dan 689 hektare sawah atau lahan. Proses penanganan bencana dan penyaluran logistik kepada korban terdampak masih gencar dilakukan petugas di lapangan.
2 Korban Tertimbun Longsor Belum Ditemukan
Tujuh hari sudah pencarian dua korban hilang akibat longsor di Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud dan Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Sukabumi, terus dilakukan. Meski berbagai upaya telah dikerahkan, tim SAR dan relawan belum berhasil menemukan korban yang tertimbun material longsor.
“Berdasarkan laporan hari ini masih dilakukan pencarian nanti karena sudah tujuh hari ini akan disampaikan ke keluarganya terlebih dahulu kalau sudah ikhlas mungkin dianggap meninggal,” kata Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman di Posko Utama Pendopo Sukabumi, Selasa (10/12/2024).
Ade mengungkapkan, lokasi longsor yang merupakan persawahan menjadi kendala dalam proses pencarian. Selain itu, alat berat juga tidak dapat menjangkau lokasi evakuasi korban.
“Kendalanya posisinya kemarin berdasarkan laporan itu di persawahan. Jadi beda longsornya ya sehingga pencarian korban dan sangat luas jadi titik-titiknya, tapi tetap diusahakan, agak susah juga kalau misalkan alat berat masuk ke sana,” ujarnya.
Sementara itu, tim SAR gabungan Pos Basarnas Sukabumi bersama TNI dan Polri masih melakukan pencarian terhadap dua korban longsor yang belum ditemukan. Dari 12 orang korban bencana, 10 orang ditemukan meninggal, dua lainnya masih dalam pencarian.
Dantim Basarnas Jakarta, Sahat Paruluan Panjaitan mengatakan, tim SAR gabungan dibagi menjadi empat regu di mana dua regu diterjunkan untuk mencari korban Ojang (55) warga Kampung Darmawangi, Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran. Sementara dua regu lainnya diterjunkan untuk mencari korban atas nama Eros (63) warga Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud.
“Untuk skema pencarian kita masih melakukan pembongkaran material longsoran. Saat ini ada dua titik yang kita curigai dan saat ini sedang kita kerjakan dengan bantuan alat Alkon,” kata Sahat.
“Menurut informasi memang alat berat sudah disiapkan oleh pemerintah akan tetapi akses menuju lokasi longsor itu sangat menyulitkan alat berat masuk, untuk dua orang itu ada di Pabuaran dan di Tegalbuleud,” tutupnya.