Bandung – Masalah sampah di Pasar Caringin, Kota Bandung belum tuntas. Pengelola pasar diminta segera menuntaskan sampah yang menumpuk agar tidak menimbulkan masalah yang lebih luas.
Pj Wali Kota Bandung A Koswara mengatakan, diperlukan langkah tegas untuk menyelesaikan masalah sampah di Pasar Caringin. Koswara menyebut, telah menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk melakukan pengawasan ketat, termasuk inspeksi langsung ke lapangan.
“Kita harus memberikan surat teguran dan peringatan. Lakukan pemeriksaan terkait pengelolaan lingkungan, karena kalau diabaikan, masalah ini akan berdampak lebih luas,” kata Koswara, Selasa (24/12/2024).
“Jangan sampai ada pembiaran, karena ini akan berdampak lebih luas. Penekanan utama adalah pada Perda K3 dan UU Lingkungan Hidup,” tegasnya.
Masalah sampah di Pasar Caringin bermula usai munculnya ‘gurun’ sampah di area depan pasar. Hal itu disebabkan karena berkurangnya ritase angkutan sampah dari Pasar Caringin ke TPA Sarimukti.
Meski ritase angkutan sampah telah ditambah dari 3 menjadi 5 per hari, namun upaya itu dianggap belum cukup untuk menuntaskan masalah sampah tersebut. Karenanya, Pemkot Bandung meminta komitmen dari pengelola pasar untuk menyelesaikan masalah sampah sesegera mungkin.
“Jika tidak ada upaya memenuhi kewajiban, kami akan memberikan Surat Peringatan (SP) bertahap, mulai dari SP1, SP2, hingga SP3. Apabila masih diabaikan, kasus ini akan diproses dengan tindak pidana ringan (tipiring),” ucap Kasatpol PP Kota Bandung Rasdian Setiadi.
Sebelumnya, tumpukan sampah yang menyerupai ‘gurun’ di Pasar Caringin menjadi perhatian publik. Sampah itu berbulan-bulan tidak diangkut karena jumlah timbulan sampah yang lebih tinggi dibanding jumlah sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti.
“Dulu 10 ritase per hari, sekitar 80 ton kapasitasnya. Sekarang hanya 3 ritase per hari atau 24 ton saja,” kata Irwan Candra salah satu petugas kebersihan di Pasar Caringin, Senin (16/12).
“Logikanya ini ada 3 truk per hari, sementara sampah di Caringin ini 60 ton per hari. Kalau sekarang 60 ton, yang dibuang hanya 3 ritase jelas akan bertambah. Satu mobil sekitar 8-10 ton, otomatis bertumpuk. Yang dibuang dengan yang diangkut lebih banyak yang diendapkan di sini,” lanjutnya.