Bandung Barat – Sebanyak 229 ekor sapi yang masuk ke wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada akhir tahun 2024 lalu bergejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan KBB, Acep Rohimat mengatakan hewan ternak tersebut berada di daerah Kecamatan Cisarua dan Parongpong.
“Jadi kami monitoring, tercatat ada 229 ekor sapi yang bergejala PMK. Monitoring itu berdasarkan laporan adanya sapi yang mati mendadak,” kata Acep saat dikonfirmasi, Kamis (9/1/2025).
Berdasarkan laporan yang masuk ke Dispernakan KBB, awalnya ada empat ekor sapi yang mati mendadak. Lalu 14 ekor sapi lain yang didiga terpapar PMK langsung dipotong
“Secara keseluruhan, yang di wilayah Parongpong sapi mati sebanyak 3 ekor dan 10 dipotong paksa. Lalu di Cisarua, 1 ekor yang mati mendadak, lalu 4 ekor dipotong paksa,” ucap Acep.
Sapi-sapi yang terserang PMK itu, kata Acep, berasal dari luar daerah Jawa Barat. Kebanyakan didatangkan dari Jawa Tengah sebagai daerah penyuplai sapi menjelang Iduladha.
“Jadi di akhir tahun itu pedagang dan peternak mulai mendatangkan sapi dari Jateng. Kemudian penggemukan untuk dijual menjelang Iduladha,” kata Acep.
Sebagai tindak lanjut penyebaran PMK di Bandung Barat, pihaknya sudah meminta agar peternak sapi dan domba di Bandung Barat melakukan base security atau pengamanan kandang.
“Caranya dengan memisahkan hewan sakit dengan hewan yang baru datang. Hewan lama dan yang sehat juga dipisahkan. Lalu nanti dilakukan pembersihan kandang secara rutin. Kemudian kami akan batasi lalulintas hewan ternak dari luar daerah,” ujar Acep.