Bandung – Isra Miraj diperingati setiap 27 Rajab berdasarkan penanggalan Hijriah. Pada tahun ini, tanggal 27 Rajab 1446 Hijriah bertepatan dengan Senin, 27 Januari 2025.
Ada banyak tradisi yang dilakukan masyarakat di Jawa Barat untuk peringatan Isra Miraj, di antaranya adalah dengan pawai obor. Pawai obor adalah orang-orang berjalan pada rute tertentu pada malam hari sambil menenteng obor.
Di Kota Bandung, tradisi ini sudah berlangsung selama puluhan tahun. Tradisi ini bertahan dan masih dilakukan hingga kini, bahkan ketika Kota Bandung telah menjadi wilayah dengan pemukiman padat.
Selain di Bandung, tradisi pawai obor juga ditemukan di daerah lain di Jawa Barat. Bagaimana praktik tradisi pawai obor selengkapnya? Simak yuk!
Kata Obor di dalam Bahasa Sunda
Di dalam bahasa Sunda ada peribahasa ‘pareumeun obor’, maknanya kehilangan jejak dalam penelusuran silsilah keluarga. Dengan ini, dapat dilihat bahwa obor memang bermakna positif di Sunda. Jangan sampai obor padam.
Obor adalah sebuah bambu yang bolong salah satu ruasnya. Yang bolong itu diisi minyak tanah kemudian ditutup dengan kain yang sekaligus juga kain itu berfungsi sebagai sumbu. Minyak akan naik ke kain dan mudah menyala jika dibakar.
Namun, menurut kamus Sundadigi obor adalah api yang dinyalakan pada ujung seikat suluh (kayu bakar). Obor berfungsi sebagai alat penerangan pada malam hari.
Sejarah Pawai Obor
Sebagai alat penerangan, obor sering digunakan pada masa lalu. Namun kini, ketika penerangan mengandalkan listrik, obor hanya dinyalakan pada waktu-waktu tertentu, di antaranya ketika pawai obor.
Tradisi pawai obor di Sunda telah berlangsung lama. Menurut studi yang dimuat Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol. 1 No. 10 Januari 2023, di Kota Bandung telah ada pawai obor sejak tahun 1940.
“Sejak tahun 1940 tradisi pawai obor sudah ada hingga pada zaman sekarang ini. tradisi pawai obor merupakan salah satu kekayaan adat istiadat daerah sunda,” tulis Ridianto, penulis studi itu.
Pawai Obor Bukan Hanya untuk Peringatan Isra Miraj
Dalam praktiknya, pawai obor di Sunda bukan hanya diselenggarakan untuk peringatan Isra Miraj, namun juga peringatan hari besar Islam lainnya, seperti 1 Muharram, dan penyambutan bulan suci Ramadhan.
Pada 1 Muharram, masyarakat pawai dengan menenteng obor pada waktu setelah salat magrib. Perhitungan tanggal dalam kalender hijriah memang dimulai saat maghrib tiba.
Tanggal 1 Muharram dirayakan sebab itu merupakan Tahun Baru Islam, tahun baru dalam penanggalan hijriah yang dipakai oleh umat Islam. Dalam momen ini, pawai obor juga menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat. Di antaranya, oleh masyarakat di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Pelaksanaan Pawai Obor
Pawai obor adalah acara publik, maka siapapun dapat mengikutinya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mulai dari laki-laki hingga perempuan.
Umumnya, ada kepanitian yang terbentuk. Panitia bertugas menyiapkan obor dan menentukan rute hingga perizinan ke pemerintah desa/kelurahan dan kepada kepolisian.
Obor buatan panitia dibagikan pada masyarakat yang ikut serta dalam pawai itu. Obor dinyalakan dan masyarakat berjalan mengikuti arah iring-iringan. Pawai berlangsung sambil semarak dengan bacaan selawat.
Makna Pawai Obor
Obor adalah penerang, penyuluh, sesuatu yang membawa cahaya. Pada momen Tahun Baru Islam, obor bisa dimaknai sebagaimana Islam datang sebagai penerang.
Dalam peringatan Isra Miraj, obor dimaknai sebagai nyala terang datangnya syariat-syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang menjadi penerang bagi umat Islam.
Di samping itu, bisa juga obor dimaknai sebagai cahaya yang menggembirakan, penghormatan terhadap peristiwa Isra Miraj.
Perjalanan Isra Miraj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW juga merupakan penghiburan dari Allah SWT yang diberikan karena nabi sedang mengalami tahun-tahun berduka (‘aamul huzni).
Dikutip dari jurnal Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul “Tradisi Pawai Obor dalam Memperingati Tahun Baru Islam di Kabupaten Purwakarta”, mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti tradisi pawai obor sebagai bentuk penghormatan terhadap syiar-syiar Allah.