Tasikmalaya – Direktur RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, Budi Tirmadi optimi pembangunan gedung poliklinik bisa dilanjutkan di tahun 2025 ini. Sebagaimana diketahui, pembangunan gedung pelayanan rawat jalan itu mangkrak selama empat tahun terakhir.
“Memang pembangunan gedung poliklinik ini sempat terkendala beberapa hal. Namun secara administrasi, Alhamdulillah berdasarkan rekomendasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pembangunannya bisa dilanjutkan,” ujar Budi, Selasa (21/1/2025).
Saat pembangunan di tahun 2021 itu terjadi dinamika sebagai dampak dari refocusing anggaran. Pembangunan sempat diwarnai beberapa permasalahan, sehingga harus dilakukan audit oleh BPKP.
Selain itu Budi juga menjelaskan tertundanya pembangunan poliklinik juga disebabkan tak ada kucuran anggaran, berkaitan dengan sejumlah agenda nasional seperti Pemilu dan Pilkada.
“Nah karena sekarang sudah ada kepastian terkait dengan hasil pemilihan baik itu Presiden yang baru, DPR baru, DPRD baru, gubernur baru dan seterusnya, secara administrasi dan terkait anggaran di provinsi sudah siap, sehingga di tahun 2025 ini pembangunan gedung poliklinik dapat dilanjutkan,” kata Budi.
Proses pengajuan anggaran pun sudah dilakukan, Pemkot Tasikmalaya sudah mengajukan bantuan anggaran kepada Pemprov Jabar. “Prosesnya sudah berjalan, termasuk usulan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya sudah diajukan, tinggal administrasinya seperti apa, masih menunggu proses di anggaran provinsi,” ujar Budi.
Terkait kebutuhan anggaran untuk merampungkan pembangunan gedung poliklinik itu, Budi mengatakan detailnya masih menunggu perhitungan pihak konsultan perencanaan pembangunan. Tapi Budi mengatakan kebutuhan anggaran berada di kisaran Rp 20 miliar.
“Anggarannya diperkirakan sekitar Rp 20 miliar hingga Rp 23 miliar. Namun pastinya nanti setelah ada perhitungan dari konsultan,” kata Budi.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala lagi sehingga dengan selesainya pembangunan poliklinik ini, pelayanan RSUD akan lebih maksimal,” imbuh Budi.
Pembangunan gedung poliklinik RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya ini dimulai sejak tahun 2021 lalu.
Di tahun itu Pemprov Jawa Barat mengucurkan anggaran bantuan sebesar Rp 30 miliar. Namun situasi pandemi COVID-19 yang terjadi kala itu, membuat pemerintah terpaksa melakukan pengalihan atau refocusing anggaran.
Sehingga dari semula Rp 30 miliar, anggaran pembangunan poliklinik itu dipangkas menjadi sisa Rp 13 miliar.
Karena sudah kadung berjalan, proyek pembangunan ketika itu tetap dilanjutkan. Alhasil pembangunan hanya sampai kepada pembangunan konstruksi rangka beton.
Sejak saat itulah, pembangunan poliklinik tak ada kejelasan. Tahun 2022, 2023 sampai 2024, pemerintah tak menganggarkan kembali. Sehingga bangunan yang berada di muka kawasan RSUD dr Soekardjo itu dibiarkan mangkrak. Di sisi lain, pelayanan rawat jalan pun akhirnya berlangsung dalam kondisi yang serba terbatas. Sangat jauh dari kata ideal sebuah pelayanan kesehatan bagi masyarakat.