Bandung – Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi mengemukakan rencananya untuk membangun jalan Tol Pasteur-Lembang sebagai solusi mengatasi kemacetan di Kota Bandung khususnya menuju kawasan wisata Lembang yang selalu dipadati pengunjung.
Wacana itu disampaikan Dedi Mulyadi saat bertemu Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan yang disiarkan di akun YouTube pribadinya. Dilihat detikJabar, Selasa (21/1/2025), Dedi menyampaikan gagasan soal Tol Pasteur-Lembang untuk mengurai kemacetan.
“Pasteur Lembang, saya rencana juga bikin tol. Bisa dari Pasteur bisa sebelum Pasteur. Yang penting kemacetan di Pasteur terurai, selesai,” ucap Dedi di hadapan Farhan.
“Artinya mereka yang bertujuan untuk ke Lembang nggak usah lewat Pasteur, itu harus selesai,” jelasnya.
Namun, rencana ini mendapat kritik tajam dari pakar transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono. Ia menilai jalan tol ini bukan solusi untuk masalah kemacetan. Bahkan dia menyebut tol hanyalah ‘bom waktu’ yang berpotensi menimbulkan masalah baru.
“Harus dipahami, menempatkan jalan tol sebagai solusi kemacetan perkotaan hanya menyimpan bom waktu, untuk masalah yang lebih kompleks,” ucap Sony
Sony menuturkan, kemacetan di Kota Bandung hingga Lembang itu sudah dipikirkan jauh-jauh hari terkait solusinya. Namun jika melihat apa yang dilakukan di berbagai tempat di dunia, tol bukanlah solusi untuk mengatasi macet di kawasan wisata.
Kalau dilihat di semua tempat wisata dunia yang bagus tidak pernah solusinya dengan jalan tol. Di Genting Highlands, pemerintah Malaysia tidak membangun jalan tol untuk ke sana tapi membangun kereta gantung. Jalan di bawahnya dimaksimalkan dan dibatasi kendaraan yang naik,” tuturnya.
Dia juga mencontohkan, Jakarta tidak berhenti membangun jalan tol selama 30 tahun terakhir. Namun kemacetan tetap saja terjadi setiap harinya. Karena itu, menurut Sony, solusi dari sebuah kemacetan adalah transportasi massal.
“Jadi solusinya memang harus dengan angkutan massal, karena yang berwisata itu orang bukan mobil. Buat satu konsep yang geraknya tetap orang gak perlu mobil, makanya pikirkan untuk Lembang saat ini bagaimana hanya orangnya yang bergerak, jangan mobilnya,” tegas Sony.
Menurutnya, jika memaksakan membuat tol Pasteur-Lembang, maka masalah pertama yang muncul adalah ketersediaan lahan parkir. Sebab dengan jalan tol, akan semakin banyak kendaraan yang menuju wilayah Lembang.
“Jadi jalan tol tidak menyelesaikan masalah, tapi menimbulkan masalah baru pertama lahan parkir kedua makin padat penggunaannya kendaraan sehingga kawasan wisata yang tadinya nyaman jadi tidak nyaman,” kata Sony.
Sehingga Sony menganjurkan, untuk mengatasi masalah kemacetan di Kota Bandung dan Lembang adalah pembatasan jumlah kendaraan yang masuk dan menyediakan transportasi massal yang masif bagi wisatawan, termasuk membangun kereta gantung.
“Iya dibatasi saja, buat kantong parkir diarahkan dengan shuttle, kalau pola itu bisa diterima masyarakat kereta gantung gampang dibangun. Ada tempat di Ngamprah, Ledeng, kantung parkir di Dago dan ditarik dengan kereta gantung menuju kawasan Lembang, bahkan sampai Cikole dan Tangkuban Parahu jadi paketnya lebih menarik,” terangnya.
Tunggu Arahan
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Iendra Sofyan menerangkan, penyelesaian masalah kemacetan di kawasan Cekungan Bandung telah menjadi salah satu prioritas yang dilakukan pemerintah.
Hanya saja, terkait gagasan pembuatan Tol Pasteur-Lembang, Iendra menyebut pihaknya masih menunggu arahan langsung dari Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jabar terpilih.
“Pada prinsipnya kita belum ada arahan langsung dari beliau. Sudah jadi pemikiran kita untuk menyelesaikan kemacetan di Cekungan Bandung,” singkat Iendr