Bandung – Aksi premanisme yang dilakukan oknum organisasi masyarakat (ormas) menyebabkan batalnya investasi ratusan triliun. Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin tak menampik hal itu terjadi di wilayahnya.
Menurut Bey, meski dirinya belum memegang data pasti soal gangguan oknum ormas yang menganggu investasi. Namun Bey menyebut dirinya mendapat keluhan dari para pengusaha soal gangguan ormas.
“Belum ada update. (Keluhan) ada, mendatangi industri, mengganggu. Mereka (pengusaha) khawatir akan mengganggu investasi,” kata Bey di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (11/2/2025).
Menurut Bey, jika ormas terbukti melakukan aksi premanisme yang mengganggu jalannya usaha ataupun investasi di Jabar, perlu ada tindakan hukum yang dilakukan. Namun sebelum itu, Bey ingin ada langkah persuasif sebelumnya.
“Pertama kan negosiasi atau mediasi, kalau memang sudah mengganggu, tindakan hukum kan (dilakukan),” ujarnya.
Lebih lanjut, Bey memastikan Pemprov Jabar membuka ruang untuk berdiskusi dengan ormas. Dia meminta keberadaan ormas tidak sampai mengganggu investasi apalagi Jawa Barat di tahun 2024 lalu menjadi daerah dengan nilai investasi di Indonesia mencapai Rp 251,1 triliun.
“Kami minta Disnakertrans untuk berbicara kepada ormas dan juga industri seperti apa. Intinya jangan sampai mengganggu investasi. Kita tertinggi, artinya investor masih percaya ke Jawa Barat, jangan sampai karena hal seperti itu, (investor) meninggalkan Jawa Barat,” tegas Bey.
Diketahui, isu gangguan ormas terhadap investasi disampaikan Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar yang mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh pengelola kawasan industri maupun pengusaha yang sudah berinvestasi di kawasan industri.
Tantangan itu salah satunya masalah keamanan yang ditimbulkan oleh Ormas yang menurutnya banyak meminta jatah terkait dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha di kawasan industri. Misalnya terkait dengan penetapan kavling untuk pengelolaan limbah.
“Yang namanya rebutan daripada limbah ekonomis itu sudah mulai dari investor sudah milih kavling. Itu cepat sekali terdengar (oleh ormas) dan itu sudah nongkrong semua itu. Jadi udah minta jatah semua. Pak itu buat saya ya. Buat saya,” kata Sanny dalam Dialog Nasional HKI di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025)
Sementara Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif, ulah oknum ormas memang menghambat upaya investasi sektor manufaktur. Oleh karena itu pihaknya sudah mengupayakan beberapa industri strategis masuk ke dalam kategori objek vital yang mendapatkan pengamanan dari kepolisian.
“Kemenperin sudah mengupayakan beberapa industri strategis masuk dalam kategori objek vital yang mendapatkan pengamanan dari kepolisian. Kami menerima laporan serupa bahwa ada ormas-ormas yang diduga menghambat upaya investasi di bidang manufaktur,” kata Febri di Jakarta, Selasa (11/2/2025).