Breakingnewsbandung.com – Giora Eiland, pensiunan mayor jenderal Israel dan mantan kepala Dewan Keamanan Nasional, yang dikenal karena merancang rencana perang untuk mengurangi populasi Palestina di Gaza utara, baru-baru ini menyatakan bahwa operasi militer Israel di wilayah tersebut telah mengalami “kegagalan total.” Rencana Eiland, yang menuai kritik keras dari warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia, dianggap sebagai bagian dari upaya pembersihan etnis dengan tujuan membangun kembali permukiman Yahudi di Gaza. Dalam komentarnya, Eiland mengakui bahwa Israel belum mencapai tiga setengah dari empat tujuan utama perang mereka.
“Kami gagal menghancurkan kekuatan militer Hamas; kami tidak berhasil menggulingkan kekuasaan Hamas; kami juga belum mampu mengembalikan penduduk dengan selamat ke rumah-rumah mereka di Israel. Hanya satu tujuan, yaitu pengembalian para korban penculikan, yang tercapai sebagian,” ungkapnya.
Eiland menambahkan bahwa Hamas, sebaliknya, telah berhasil mencapai semua tujuannya, terutama mempertahankan kendali atas Gaza. Ia menyoroti kesalahan strategis Israel dalam memperlakukan Hamas hanya sebagai organisasi teroris, bukannya sebagai entitas yang telah membangun struktur negara di Gaza.
Rencana yang dirancang oleh Eiland, yang diterbitkan pada akhir September 2024 oleh Forum Komandan dan Prajurit Cadangan (sebuah LSM Israel), telah memicu kontroversi besar. Dalam sebuah wawancara pada Oktober 2023, Eiland menyerukan penekanan lebih kuat terhadap Hamas, termasuk penghentian total bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Fakta bahwa kita ragu-ragu dalam menghadapi bantuan kemanusiaan ke Gaza adalah kesalahan serius. Gaza harus dihancurkan sepenuhnya: kekacauan yang mengerikan, krisis kemanusiaan yang parah, hingga mereka menyerah,” katanya.
Kelompok hak asasi manusia Israel, seperti Gisha, B’Tselem, Physicians for Human Rights-Israel, dan Yesh Din, telah menyatakan keprihatinan mendalam bahwa Rencana Jenderal sedang dilaksanakan selama perang Gaza. Namun, beberapa ahli Israel lainnya berpendapat bahwa rencana tersebut tidak relevan dengan situasi saat ini.
Komentar Eiland muncul setelah Hamas menunda pembebasan tahap berikutnya dari tawanan Israel, menuduh Israel melanggar ketentuan kesepakatan gencatan senjata. Hamas menuntut agar Israel menghentikan serangan terhadap warga Palestina yang kembali ke rumah mereka di Gaza serta memastikan distribusi bantuan kemanusiaan sesuai tingkat yang disepakati sebelumnya.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menanggapi tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa tindakan Hamas merupakan pelanggaran total terhadap perjanjian gencatan senjata. Ia memerintahkan militer untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan skenario di Gaza.
Sementara itu, Forum Sandera dan Keluarga Hilang mendesak negara-negara penengah untuk turun tangan dan memulihkan pelaksanaan kesepakatan. Mereka juga meminta pemerintah Israel untuk menahan diri dari tindakan yang dapat membahayakan perjanjian yang telah ditandatangani.
Sumber : pikiran-rakyat.com