Bandung – Kasus minuman keras (miras) oplosan di wilayah Bogor Tengah, Kota Bogor, dan Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, menyebabkan sedikitnya 13 orang meninggal dunia.

Sebanyak empat orang meninggal setelah menenggak miras oplosan di tempat pencucian motor di Bogor Tengah. Selain korban tewas, satu orang lainnya masih kritis dan tengah dirawat di rumah sakit.

Sementara di Cianjur, ada sembilan orang tewas setelah mengonsumsi minuman oplosan. Sembilan orang itu diketahui minum alkohol 96 persen yang dicampur minuman perasa.

“Dari yang semula delapan, korban tewas akibat alkohol 96 persen yang dicampur minuman perasa tersebut bertambah jadi sembilan orang,” kata Kasatnarkoba Polres Cianjur AKP Septian Pratama, Senin (10/2/2025).

Spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH menjelaskan ada berbagai jenis alkohol yang dikenal, di antaranya etanol, metanol, dan isopropanol atau isopropil. Jenis alkohol yang bisa dikonsumsi sebagai minuman adalah etanol, atau etil alkohol, dengan batas tertentu. Sementara itu, jenis alkohol lainnya cukup beracun sehingga tidak untuk dikonsumsi.

Menurut dr Aru, miras oplosan biasanya dicampur dengan metanol, bukan etanol sebagaimana lazimnya dipakai dalam minuman beralkohol, sehingga kerap berdampak fatal. Metanol sendiri sering ada pada bahan-bahan pelarut cat, pelarut tinta, dan sebagainya. Harganya pun tergolong lebih mudah untuk didapatkan.

“Mudah didapatkan dengan harga murah sehingga jadi pilihan buat minum alkohol dari kalangan bawah,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (13/2/2025).

Adapun mengonsumsi metanol dalam jumlah kecil akan menimbulkan gejala yang parah di berbagai bagian tubuh, seperti:

kesulitan bernapas
kebutaan salju atau fotokeratitis
perubahan ekstrem dalam tekanan darah
kebingungan
pusing
agitasi
kejang
koma
masalah pencernaan yang menyakitkan
kelemahan
penyakit kuning.
Terkait kadarnya, dr Aru mengatakan alkohol 96 persen seperti digunakan dalam miras oplosan di Cianjur dan sekitarnya tidak bisa diminum oleh manusia lantaran biasanya berbeda jenisnya dengan kandungan alkohol pada produk minuman. Produk alkohol 90 persen biasanya mengandung jenis alkohol yang disebut alkohol isopropil. Alkohol ini sama sekali tidak disarankan untuk diminum.

“Jadi ada jenis alkohol yang bisa dikonsumsi yang di pasaran hanya kadarnya rendah tidak pernah ada yang sampai 90 persen. Bila ada yang menjual alkohol 90 persen-an berarti isinya bukan etanol tetapi selain itu. Dan harganya murah,” imbuhnya lagi.

“Biar bagaimana mengkonsumsi alkohol secara berlebih berbahaya buat tubuh. Apalagi yang oplosan yang tidak tahu jenis alkohol yang digunakan,” sambungnya.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version