Breakingnewsbandung.com – Pemerintah Israel akan membebaskan 602 tahanan Palestina pada Sabtu (22/2/2025) sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera-tahanan dengan kelompok Hamas. Langkah ini merupakan hasil dari gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza, yang bertujuan untuk meredakan ketegangan antara kedua belah pihak.
Dari total tahanan yang dibebaskan, sebanyak 445 orang berasal dari Gaza dan ditangkap setelah serangan besar-besaran Hamas ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Selain itu, 60 orang di antaranya sedang menjalani hukuman penjara jangka panjang, 50 napi dihukum seumur hidup, dan 47 lainnya adalah mereka yang ditangkap kembali setelah pertukaran tahanan pada tahun 2011.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Klub Tahanan Palestina, Amani Sarahneh, kepada AFP, seperti dilansir Al Arabiya , Sabtu (22/2/2025). Sarahneh juga menambahkan bahwa 108 dari tahanan yang dibebaskan akan dideportasi ke luar Israel dan wilayah Palestina.
Hamas Bebaskan Sandera Israel
Sebagai bagian dari kesepakatan yang sama, sayap bersenjata Hamas mengumumkan pada Jumat (21/2) bahwa mereka akan membebaskan enam sandera Israel pada Sabtu (22/2). Mereka adalah Eliya Cohen, Omer Shem Tov, Tal Shoham, Omer Wenkert, Hisham al-Sayed, dan Avera Mengisto.
Dua di antara sandera tersebut, Hisham al-Sayed dan Avera Mengisto, adalah warga sipil yang memasuki Gaza satu dekade lalu dan telah ditahan sejak saat itu. Pembebasan mereka menjadi salah satu poin penting dalam kesepakatan gencatan senjata ini.
Langkah Menuju Perdamaian?
Pembebasan tahanan dan sandera ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih luas antara Israel dan Palestina. Namun, situasi di wilayah konflik tetap rapuh, dan kedua belah pihak masih harus bekerja keras untuk mempertahankan gencatan senjata serta membangun kepercayaan.
Kesepakatan ini juga mencerminkan upaya internasional untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut. Meski demikian, banyak pihak masih khawatir bahwa perdamaian sementara ini bisa saja terganggu jika tidak ada komitmen kuat dari kedua belah pihak untuk melanjutkan dialog damai.
