Bandung – Efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah berdampak pada berbagai sektor, termasuk penyediaan takjil selama bulan Ramadan 1446 H di Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung.
Jika pada Ramadan sebelumnya jamaah bisa menikmati beragam hidangan berbuka puasa secara gratis dalam jumlah melimpah, kali ini porsinya berkurang drastis.
Wakil Sekretaris DKM Masjid Raya Al Jabbar Dewi Sartika mengatakan, jelang memasuki bulan Ramadan, DKM Masjid Raya Al Jabbar belum dapat memastikan penyediaan takjil gratis seperti yang dilakukan tahun sebelumnya.
Dewi menuturkan, hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan efisiensi anggaran yang berdampak pada biaya belanja makan minum Pemprov Jawa Barat.
“Belum (tahu), tapi kita sekarang tuh lagi nyari sponsor. Kalau takjil tuh biasanya kan dari Pemda juga disiapin ya. Tapi sekarang dengan efisiensi, tapi insya Allah ada sih cuman mungkin jumlahnya enggak sebanyak tahun kemarin,” katanya saat dihubungi, Jumat (28/2/2025).
Di Ramadan tahun lalu, Dewi mengungkapkan Masjid Raya Al Jabbar menyediakan sekitar 1.000 paket takjil untuk masyarakat berbuka puasa. Meski belum dapat memastikan, namun Dewi menyebut pihaknya akan berupaya agar paket takjil tetap tersedia.
“Kan (anggaran) makan minim salah satu (yang terdampak), tapi kita Insyaallah mencoba karena juga banyak jamaah yang selalu ingin sedekah atau infaq. Mudah-mudahan dengan itu kita juga bisa memfasilitasi,” jelasnya.
Di sisi lain, Dewi menerangkan Masjid Raya Al Jabbar akan menggelar berbagai kegiatan untuk memeriahkan bulan Ramadan baik kegiatan yang dilakukan di dalam area masjid maupun di pelataran.
“Program kegiatan Ramadan Masjid Al Jabbar itu ada kultum rutinan. Jadi bada Subuh, bada Dzuhur dan sebelum salat tarawih jadi itu kultum rutinan. Kemudian ada juga one day one juz sama one day one hadist, itu biasanya bada Ashar sampai dengan menjelang buka,” tuturnya.
“Kemudian ada Nuzul Qur’an, sudah pasti itu peringatan terkait dengan turunnya Al-Qur’an. Itu acaranya bada Ashar sampai dengan Isya dan biasanya kita lakukan di tanggal 17 Ramadan,” sambungnya.
Masjid Raya Al Jabbar juga akan menerima masyarakat yang menginap untuk melakukan i’tikaf. Namun Dewi menyebut pihaknya hanya akan menyediakan tempat karena fasilitas penunjang lainnya yang masih harus dilengkapi.
“Kemudian kita juga ada i’tikaf, tapi 10 hari terakhir saja. Tapi poinnya kita hanya menyediakan tempat, kita belum bisa menyediakan sahur bersama gitu tapi kayak kopi, gula gitu kita siapin,” tutup Dewi.