Breakingnewsbandung.com – GAZA – Hamas mengutuk keras tindakan Israel yang terus mencegah masuknya bantuan kemanusiaan dan bahan-bahan pokok ke Jalur Gaza. Kelompok Palestina itu menyebut penutupan penyeberangan ke Gaza sebagai pelanggaran perjanjian gencatan senjata dan hukum internasional, yang mengancam nyawa warga sipil yang tidak bersalah.
“Kami menyerukan kepada para mediator untuk menekan pendudukan agar mematuhi komitmennya dan segera membuka penyeberangan, untuk memastikan aliran bantuan kemanusiaan dan mengakhiri kebijakan hukuman kolektif yang dilakukan oleh otoritas pendudukan terhadap rakyat kami,” tegas pernyataan resmi Hamas.
Kelompok itu juga mengecam penggunaan bantuan sebagai alat pemerasan politik oleh Israel. “Meskipun kami mengutuk penggunaan bantuan sebagai kartu pemerasan politik, kami menegaskan bahwa kebijakan agresif ini tidak akan mematahkan tekad rakyat kami, dan tidak akan berhasil mencapai tujuan pendudukan. Rakyat kami akan melanjutkan keteguhan dan perjuangan mereka hingga mereka merebut hak-hak mereka yang sah,” ungkap Hamas.
Sementara itu, situasi di Gaza dan Tepi Barat semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir. Serangan tentara Israel menewaskan enam orang di Gaza, termasuk seorang wanita di dekat Rafah dan lima orang lainnya di dekat Koridor Netzarim. Di Tepi Barat, pasukan Israel juga menewaskan empat orang, termasuk seorang wanita tua, di kota Jenin. Militer Israel mengklaim bahwa tiga dari korban adalah pejuang yang tewas dalam bentrokan di kota tersebut, yang telah diserbu pasukan Zionis selama 50 hari berturut-turut.
Di Gaza, kelangkaan bahan makanan semakin parah akibat blokade yang diberlakukan Israel tanpa adanya kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata. Lebih banyak toko roti tutup karena kekurangan bahan baku seperti tepung, sementara pasar-pasar mulai kehabisan stok makanan. Krisis ini semakin memperburuk penderitaan warga Gaza, yang sudah lama hidup dalam kondisi sulit akibat konflik berkepanjangan.
Negosiator AS dan Israel, yang baru-baru ini berangkat ke Qatar, diperkirakan akan mendorong perpanjangan fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata. Namun, hingga saat ini belum ada indikasi jelas apakah Israel akan melunakkan sikapnya terkait pembukaan penyeberangan dan distribusi bantuan ke Gaza.
Situasi juga memanas di Tepi Barat, di mana pemukim Israel bersenjatakan pentungan dan tongkat menyerbu desa Palestina Haribat al-Nabi, dekat Hebron. Mereka menyerang penduduk setempat dan merusak properti mereka, memicu ketegangan lebih lanjut di wilayah tersebut.
Komunitas internasional terus mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan dan fokus pada solusi damai. Namun, eskalasi konflik di Gaza dan Tepi Barat menunjukkan bahwa perdamaian masih jauh dari jangkauan, sementara warga sipil terus menjadi korban utama dari ketegangan yang terus berlangsung.