Breakingnewsbandung.comGAZA | Kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) secara resmi mengonfirmasi identitas sebenarnya dari juru bicara (jubir) sayap militernya, Brigade Al-Quds, yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada Selasa malam (19/3/2025). Jubir tersebut dikenal dengan nama panggilan Abu Hamza, yang ternyata memiliki nama asli Naji Abu Seif . Dalam serangan yang sama, hampir seluruh anggota keluarganya turut menjadi korban, termasuk istrinya Shaimaa Abu Seif, saudara laki-lakinya Ghassan Maher Abu Seif, saudara iparnya Sara Abu Seif, serta anak-anak mereka.

Abu Hamza telah menjadi figur terkenal di kalangan media internasional karena perannya sebagai jubir Brigade Al-Quds sejak tahun 2014. Seperti halnya Abu Ubaidah, jubir militer Hamas Brigade Al-Qassam, Abu Hamza kerap muncul dengan penutup wajah dalam berbagai pernyataan publik, terutama selama konflik di Jalur Gaza. Salah satu momen penting dalam karier Abu Hamza adalah ketika ia memberikan pernyataan setelah Operasi Pedang Yerusalem , yakni gelombang perlawanan Palestina terhadap serangan Israel di Gaza antara 11 dan 21 Mei 2021. Operasi ini menewaskan lebih dari 260 warga Palestina dan melukai sedikitnya 2.000 lainnya. Pada saat itu, kelompok perlawanan Palestina menembakkan roket ke wilayah Israel untuk pertama kalinya dengan jangkauan yang membuat Israel kewalahan, termasuk melumpuhkan bandar udara dan transportasi publik.

Dalam pernyataannya pasca-operasi tersebut, Abu Hamza menegaskan bahwa Brigade Al-Quds akan terus melancarkan operasi terhadap Israel tanpa takut tekanan atau ancaman. “Perlawanan Palestina tidak akan tunduk. Perjuangan kami terus berlanjut dan tak tergoyahkan,” ujarnya.

Pada 7 Oktober 2023, Abu Hamza kembali menjadi sorotan ketika kelompok perlawanan Palestina meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa , sebuah serangan mendadak berskala besar yang dipimpin oleh militer Hamas. Operasi ini melibatkan tembakan roket massal ke wilayah Israel serta infiltrasi oleh milisi Palestina melalui pagar pembatas antara Gaza dan Israel selatan. Saat itu, Abu Hamza menyampaikan pesan kuat kepada dunia: “Hari ini, kami memulai pertempuran balas dendam dan kebanggaan. Kami berada di tengah-tengah perang komprehensif dengan musuh Zionis, dan ini baru permulaan.”

Namun, respons Israel terhadap serangan tersebut sangat brutal. Pada hari yang sama, Israel melancarkan apa yang disebut sebagai genosida di Gaza , menewaskan hampir 50.000 warga Palestina dan melukai banyak lainnya, sambil menyebabkan kerusakan luas di Jalur Gaza yang sudah terkepung.

Selama Ramadan pertama di bawah genosida Israel, tepatnya pada 2 Maret 2024, Abu Hamza menyampaikan pesan inspiratif kepada umat Muslim di seluruh dunia melalui saluran Telegram Brigade Al-Quds. Ia menegaskan pentingnya solidaritas global dalam mendukung perjuangan Palestina. “Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk mengabaikan pertempuran yang kami lakukan atas nama negara Islam, terutama mereka yang memiliki tentara, pesawat, dan artileri,” kata Abu Hamza. “Bukankah sudah waktunya bagi kalian untuk memobilisasi artileri seperti orang-orang bebas di Yaman, Lebanon, dan Irak? Bukankah sudah waktunya bagi kalian untuk menanggalkan jubah perbudakan dan kehinaan terhadap Amerika, Setan Besar, dan mengikuti contoh orang-orang yang terhormat?” tambahnya.

Ia juga menyerukan persatuan umat Islam dalam jihad melawan penjajahan Zionis. “Kami katakan kepada orang-orang Arab dan Muslim, sebagaimana kalian berpaling kepada Allah dengan salat wajib dan puasa, berpalinglah kepada Palestina dengan senjata dan kewajiban jihad,” lanjutnya.

Pesan Terakhir Abu Hamza untuk Dunia

Sebelum meninggal akibat serangan udara Israel di Gaza, Abu Hamza sempat memberikan pandangan tentang masa depan Gaza pascaperang. Dalam salah satu pernyataan terakhirnya, ia menegaskan bahwa nasib Gaza hanya bisa ditentukan oleh perlawanan Palestina, bukan oleh musuh. “Pesan kami kepada musuh dan pemimpin kawanan, [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu, adalah bahwa isu hari berikutnya di Gaza ditentukan tidak lain oleh perlawanan Palestina,” katanya.

Pada 22 Januari, dalam sebuah pernyataan tertulis tiga hari setelah gencatan senjata dicapai, Abu Hamza menolak narasi Israel yang menyebut perang di Gaza sebagai reaksi terhadap operasi militer tunggal. Menurutnya, perang ini adalah bagian dari upaya sistematis Israel untuk memusnahkan rakyat Palestina.

Sumber: https://international.sindonews.com/read/1545155/43/tewas-dibombardir-israel-ini-sosok-jubir-militer-jihad-islam-abu-hamza-yang-terkenal-1742432610/20

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version