Breakingnewsbandung.com – KOTA BANDUNG | Balai Kota Bandung pada Senin pagi (14/4/2025) dipenuhi dengan suasana penuh cinta dan empati. Alunan musik dari para seniman lokal serta suara merdu Melly Goeslaw yang membawakan lagu Bunda mengiringi momen haru tersebut. Tangis kecil terdengar ketika bait lagu menyentuh rasa syukur dan penghormatan kepada sosok ibu, pahlawan tanpa tanda jasa.
Di tengah suasana khidmat itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung resmi meluncurkan program Bandung Nyaah Ka Indung . Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok rentan, khususnya lansia perempuan. Peluncuran dipimpin langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan kepala daerah se-Jawa Barat yang digagas Gubernur Jawa Barat pada 7 April 2024.
“Alhamdulillah, pagi ini kami berhasil meluncurkan program Nyaah Ka Indung sebagai bentuk kolaborasi yang melibatkan tidak hanya aparatur sipil negara (ASN), tetapi juga anggota dewan, Dharma Wanita, serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK),” ujar Farhan.
Wali Kota menjelaskan bahwa program ini berfokus pada membangkitkan empati terhadap kelompok rentan seperti lansia dan perempuan.
“Para ibu-ibu ini termasuk dalam setidaknya dua kelompok rentan: perempuan dan lansia. Jika mereka juga memiliki disabilitas, maka ada tiga lapis kerentanan. Oleh karena itu, empati harus menjadi dasar utama sebelum kita membangun program teknokratis lainnya,” tambahnya.
Salah satu implementasi nyata dari program ini adalah kewajiban bagi setiap ASN Kota Bandung untuk mengadopsi satu indung asuh di lingkungan tempat tinggal mereka. Mereka akan membantu para lansia dalam mengakses layanan kesehatan dan gizi.
“Ini adalah pengembangan dari pos pembinaan terpadu (posbindu). Kita ingin agar posbindu ini menjadi lebih hidup dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat,” kata Farhan.
Lurah dan RW akan menjadi penghubung utama dalam pelaksanaan program ini. Evaluasi pertama akan dilakukan pada akhir bulan ketiga, sementara evaluasi total direncanakan pada bulan keenam.
“Kita tidak akan menghentikan program ini, tapi kita akan terus memperbaikinya. Ini menjadi modal awal untuk memperkuat kembali posbindu-posbindu yang sudah ada,” imbuhnya.
Program ini bukan dimaksudkan untuk menggantikan peran keluarga, melainkan untuk mendorong kesadaran kolektif tentang pentingnya empati sosial.
“Jangan berpikir negatif bahwa banyak lansia terlantar. Hal yang kita lakukan adalah membangkitkan empati agar peran posbindu bisa lebih optimal. Salah satu tantangan dalam cakupan kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC) kita adalah lansia yang mengalami penyakit degeneratif,” jelasnya.
Secara simbolis, bantuan diberikan kepada 14 ibu lansia dari berbagai kecamatan oleh Wali Kota, Wakil Wali Kota, Ketua TP PKK, serta sejumlah kepala dinas. Beberapa ASN juga turut mengundang ibu mereka ke acara ini sebagai bentuk penghormatan nyata kepada ibu yang dimulai dari rumah.
Dukungan kuat datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung. Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Toni Wijaya, menyatakan komitmennya untuk mendukung program ini secara penuh.
“Kami sangat mendukung program Bandung Nyaah Ka Indung . Saya akan mengajak semua anggota DPRD yang berjumlah 50 orang untuk terlibat secepat mungkin agar program ini dapat berlanjut dengan baik,” katanya.
Sumber: Humas jabar