Breakingnewsbandung.com – TEL AVIV | Israel memutuskan untuk hanya mengirim duta besarnya ke Vatikan guna menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, sebuah langkah yang mencerminkan ketegangan hubungan antara negara itu dan Gereja Katolik. Tanggapan resmi Israel terhadap kematian pemimpin Katolik tersebut tetap minim, bahkan cenderung bungkam.
Menurut laporan Haaretz, Gereja Katolik di Yerusalem dan komunitas Katolik Israel menyatakan kekecewaan atas keputusan ini. Mereka menilai tindakan tersebut sebagai bentuk dendam terhadap sikap Paus Fransiskus yang secara konsisten mendukung rakyat Palestina selama konflik dengan Israel. Seorang pejabat senior gereja di Israel mengatakan kepada Haaretz bahwa, “Patriark Latin Yerusalem adalah seorang pria yang sangat memahami situasi saat ini, dan pandangan tersebut pasti telah sampai ke tingkat tertinggi gereja.”
Pemakaman Paus Fransiskus, yang akan digelar pada Sabtu (26/4/2025), diperkirakan akan dihadiri oleh banyak pemimpin dunia. Namun, ketidakhadiran pejabat senior Israel menjadi sorotan tajam, terutama jika dibandingkan dengan pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada 2005. Saat itu, delegasi Israel termasuk presiden, menteri luar negeri, hakim Mahkamah Agung, dan kepala rabi turut hadir.
Kontroversi semakin memanas setelah Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah ucapan belasungkawa untuk Paus Fransiskus di berbagai akun media sosial, namun kemudian menghapusnya. Dalam unggahan yang kini telah dihapus, akun resmi kementerian menulis, “Beristirahatlah dalam damai, Paus Fransiskus. Semoga kenangannya menjadi berkat.” Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri kemudian menjelaskan kepada The Jerusalem Post bahwa pesan tersebut diunggah karena kesalahan.
“Kami menanggapi pernyataan Paus yang menentang Israel dan perang selama hidupnya, dan kami tidak akan melakukannya setelah kematiannya. Kami menghormati perasaan para pengikutnya,” ujar pejabat tersebut. Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pejabat tinggi lainnya tetap bungkam di tengah gelombang duka cita global.
Mantan duta besar Israel untuk Italia, Dror Idar, bahkan menyatakan bahwa tidak ada perwakilan Israel yang seharusnya menghadiri pemakaman Paus Fransiskus karena ia “menghasut antisemitisme.” Paus Fransiskus, yang meninggal pada usia 88 tahun, dikenal sebagai pendukung vokal rakyat Palestina selama serangan Israel yang berlangsung selama 18 bulan di Jalur Gaza. Ribuan pengguna media sosial pro-Palestina, termasuk dari Gaza, memberikan penghormatan terakhir kepada Paus tersebut.
Dalam pidato terakhirnya pada Minggu Paskah, yang disampaikan dari balkon Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza. Seorang ajudan membacakan berkat Paus, di mana ia mengutuk “situasi kemanusiaan yang menyedihkan” akibat perang di Gaza. Pernyataan ini menuai pujian luas di media sosial, meskipun juga memicu reaksi keras dari kelompok pro-Israel.
Pengumuman Vatikan tentang meninggalnya Paus Fransiskus pada Senin pagi disambut di Israel dengan campuran emosi: dari perayaan hingga kritik pedas. Banyak politisi, komentator, dan pengguna media sosial fokus pada kecaman Paus terhadap apa yang ia sebut sebagai “perang genosida rezim apartheid Israel.”
Sumbe: https://international.sindonews.com/read/1559639/43/dendam-israel-tak-akan-kirim-pejabat-senior-ke-pemakaman-paus-fransiskus-1745582675