Breakingnewsbandung.com – DUBAI | Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan, menyerukan pembebasan semua sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza serta pembentukan otoritas baru yang tidak melibatkan Hamas untuk mengendalikan wilayah tersebut. Langkah ini bertujuan memulihkan ketenangan di Gaza, yang telah menjadi medan konflik berkepanjangan.
“Pertama, kita harus membebaskan para sandera. Kita membutuhkan ketenangan di Gaza, dan kita perlu otoritas yang bukan Hamas untuk mengambil alih kendali atas Gaza,” ujar Sheikh Abdullah dalam wawancara dengan jaringan Fox News.
Awal pekan ini, Menlu UEA bertemu dengan Wakil Presiden Otoritas Palestina, Hussein Al-Sheikh, di ibu kota Abu Dhabi. Pertemuan ini merupakan bagian dari kunjungan diplomatik ke sejumlah negara Teluk, termasuk Arab Saudi dan Qatar. Media Emirat melaporkan bahwa kedua pihak membahas isu-isu regional yang mendesak, terutama situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza. Mereka juga menjajaki cara-cara untuk memperkuat upaya internasional memberikan bantuan kepada warga sipil serta mendukung proses politik untuk meluncurkan kembali perdamaian di wilayah tersebut.
Situasi di Jalur Gaza semakin kritis sejak eskalasi operasi militer Israel pada Maret lalu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan tentang runtuhnya sistem kesehatan di Gaza akibat serangan sistematis terhadap rumah sakit dan infrastruktur sipil. Blokade yang diberlakukan Israel sejak 2 Maret juga telah melarang masuknya makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan, memperparah penderitaan warga sipil.
Menurut data terbaru, lebih dari 53.000 warga Palestina telah tewas di Gaza, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Meski demikian, hingga saat ini tidak ada negara Arab yang secara resmi memberikan sanksi kepada Israel atau Amerika Serikat, yang terus memasok senjata kepada pasukan Zionis.
Sumber: international.sindonews.com