Breakingnewsbandung.com – GAZA | Militer Israel meluncurkan serangan darat besar-besaran di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 151 warga Palestina dalam kurun waktu 24 jam pada Ahad (19/5/2025). Serangan ini terjadi di seluruh wilayah Gaza, baik utara maupun selatan, dan menyebabkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur yang signifikan.
Menurut sumber medis, 36 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah kamp tenda pengungsian di wilayah al-Mawasi , Khan Younis, Gaza selatan. Sementara itu, sedikitnya 135 orang tewas hanya pada Ahad pagi , termasuk 42 orang di wilayah utara Gaza , yang menjadi target pengeboman intensif oleh militer Israel. Di antara korban tewas juga terdapat lima jurnalis beserta keluarga mereka, yang tewas saat rumah mereka dibom.
Video dari lokasi kejadian menunjukkan pemandangan mengerikan, dengan banyak mayat, termasuk beberapa yang terbakar. Korban luka dan tewas segera dievakuasi ke rumah sakit lapangan terdekat dan Kompleks Medis Nasser. Namun, situasi semakin memburuk karena serangan Israel juga menargetkan fasilitas kesehatan, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara.
Direktur Rumah Sakit Indonesia, Dr. Marwan al-Sultan , mengatakan bahwa pasukan Israel secara langsung menargetkan fasilitas tersebut dan mengepungnya, menjebak sekitar 55 orang , termasuk 30 pasien dan 15 staf medis , di dalam gedung. Akibat serangan drone dan pengepungan militer, rumah sakit ini akhirnya ditutup, meninggalkan wilayah Gaza utara tanpa layanan kesehatan publik.
“Ada penargetan langsung pada rumah sakit, termasuk unit perawatan intensif,” kata Dr. Marwan al-Sultan, seraya menambahkan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mencapai fasilitas tersebut. Penutupan Rumah Sakit Indonesia berarti semua rumah sakit umum di Provinsi Gaza Utara kini tidak beroperasi , menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Organisasi kemanusiaan Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) , melaporkan bahwa serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia menyebabkan kerusakan struktural parah. “Kondisi rumah sakit sangat memprihatinkan. Kaca-kaca jendela pecah, plafon runtuh, dan alat medis tertimpa reruntuhan akibat guncangan ledakan,” ujar MER-C dalam pernyataan resmi.
Guncangan bom yang dijatuhkan pasukan Israel di sekitar area rumah sakit bahkan dirasakan seperti gempa bumi oleh warga setempat. Meski dikepung, puluhan staf medis dan relawan tetap berusaha membersihkan fasilitas dan memberikan pelayanan darurat kepada pasien. Hingga saat ini, tersisa 20 staf medis di rumah sakit yang bertahan meski menghadapi ancaman dan keterbatasan makanan.
MER-C menegaskan bahwa penyerangan terencana terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional. Organisasi ini mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan militernya di Gaza, membuka blokade makanan, dan memberikan akses bantuan bagi staf medis.
Sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, setidaknya 53.339 warga Palestina telah tewas dan 121.034 lainnya terluka , menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Kantor Media Pemerintah Palestina melaporkan jumlah korban tewas mencapai lebih dari 61.700 orang , termasuk ribuan orang yang masih hilang di bawah reruntuhan dan diperkirakan tewas.
Fasilitas kesehatan lainnya di Gaza utara, seperti Rumah Sakit Kamal Adwan , Rumah Sakit al-Shifa , Rumah Sakit al-Ahli , dan Rumah Sakit al-Awda , juga telah menjadi sasaran serangan berulang kali oleh militer Israel. Penargetan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949 .
Sedikitnya 464 warga Palestina telah tewas dalam seminggu terakhir, sementara militer Israel bersiap untuk mengintensifkan invasi daratnya ke Gaza meskipun mendapat kritik keras dari komunitas internasional.
Sumber: tempo.co