Breakingnewsbandung.com – LONDON | Pemerintah Inggris menjatuhkan sanksi kepada sejumlah tokoh pemukim Israel terkemuka di Tepi Barat , sebagai respons terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan para pemukim terhadap warga Palestina. Salah satu tokoh yang menjadi target sanksi adalah Daniella Weiss , aktivis pemukim veteran dan kepala gerakan Nachala .
Daniella Weiss menjadi sorotan setelah tampil dalam film dokumenter BBC yang dipandu oleh Louis Theroux . Dalam dokumenter tersebut, Weiss dengan bangga mengungkap kedekatannya dengan ajudan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu , serta meremehkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim terhadap warga Palestina. Sikapnya dinilai oleh Theroux sebagai “tampak sosiopatis” karena kurangnya empati terhadap nyawa warga Palestina.
Dalam film dokumenter itu, Weiss juga terekam berkendara mendekati perbatasan Gaza sebelum dihentikan oleh tentara Israel. Ia bahkan mengklaim bahwa “tidak ada yang namanya” kekerasan pemukim terhadap warga Palestina, seperti dilansir dari Middle East Eye , Rabu (21/5/2025).
Sanksi Inggris terhadap Weiss dan tokoh-tokoh pemukim lainnya menandai peningkatan tekanan internasional terhadap Israel terkait isu pendudukan Tepi Barat. Selain Weiss, sanksi juga diberlakukan untuk Eliav Libi dan Zohar Sabah , dua pos pemukiman ilegal, serta dua organisasi yang mendukung kekerasan terhadap komunitas Palestina di Tepi Barat. Sanksi ini mencakup pembekuan aset dan larangan perjalanan ke Inggris.
Inggris juga memanggil duta besar Israel dan menangguhkan negosiasi perjanjian perdagangan bebas dengan Israel.
“Saya umumkan bahwa kami telah menangguhkan negosiasi dengan pemerintah Israel mengenai perjanjian perdagangan bebas baru,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy .
“Kami akan meninjau kerja sama dengan mereka berdasarkan peta jalan bilateral 2030. Tindakan pemerintah Netanyahu telah membuat langkah ini menjadi penting,” tambahnya.
Lammy menegaskan bahwa warga Palestina harus memiliki negara sendiri dan hidup “bebas dari pendudukan”.
Reaksi Israel Terhadap Sanksi
Menanggapi sanksi tersebut, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa tindakan Inggris tidak beralasan dan sangat disesalkan. Israel menganggap sanksi ini sebagai langkah yang tidak adil dan tidak proporsional.
Kementerian Luar Negeri Israel menyebut bahwa penangguhan negosiasi perdagangan akan merugikan ekonomi Inggris dan dimotivasi oleh sentimen anti-Israel.
“Jika karena obsesi anti-Israel dan pertimbangan politik internal pemerintah Inggris bersedia merugikan ekonomi Inggris, itu keputusan mereka,” ungkap kementerian tersebut.
“Mandat Inggris berakhir tepat 77 tahun yang lalu. Tekanan eksternal tidak akan mengalihkan Israel dari jalannya,” tambah pernyataan itu.
Sumber: merdeka.com