Breakingnewsbandung.com – GAZA | Sebuah pusat distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat di wilayah Gaza kolaps hanya dalam waktu satu hari. Ribuan warga Palestina yang mengalami kelaparan ekstrem menyerbu lokasi tersebut untuk memperoleh bantuan makanan, setelah hampir tiga bulan hidup di bawah blokade yang diberlakukan Israel.
Pusat distribusi itu dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi bantuan yang dikawal oleh kontraktor keamanan asal Amerika. Namun, inisiatif ini tidak mendapat dukungan dari badan-badan PBB maupun organisasi kemanusiaan internasional lainnya. Mereka menolak berpartisipasi karena menilai proyek tersebut merupakan bentuk politisasi bantuan dan upaya menggunakan kelaparan sebagai alat pengusiran paksa warga Gaza.
Salah satu warga, Ahmed Abu Taha, menceritakan bahwa kerumunan massa merobohkan pagar saat berusaha mengakses pusat bantuan di wilayah Rafah. Ia juga mendengar tembakan senjata dan melihat pesawat militer Israel melintas di atas lokasi. “Kondisinya benar-benar kacau, semua orang panik,” ungkapnya.
Warga lainnya, Saleh Abu Najjar, turut membenarkan situasi tersebut. Ia mengaku mendengar suara tembakan dari kejauhan dan menggambarkan situasi yang mencekam serta penuh ketakutan. “Keadaan sangat mengkhawatirkan, banyak yang ketakutan,” ucapnya.
Dalam keterangan resminya, GHF menyatakan bahwa karena membludaknya jumlah warga yang mendatangi lokasi, tim mereka memilih mundur demi keselamatan dan mengikuti prosedur keamanan. Yayasan tersebut diketahui menggunakan jasa kontraktor swasta bersenjata untuk mengamankan distribusi logistik.
Ironisnya, beberapa hari sebelum distribusi bantuan dimulai, Ketua GHF, Jake Woods, yang merupakan veteran militer Amerika, mengundurkan diri. Ia menyebut keputusannya dipicu oleh kekhawatiran terhadap pelanggaran prinsip-prinsip dasar kemanusiaan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek ini.
Sumber: international.sindonews.com