Breakingnewsbandung.com – BANDUNG | Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung sedang mempersiapkan pembukaan Program Studi (Prodi) S-1 Pencak Silat. Langkah ini menjadikan ISBI Bandung sebagai perguruan tinggi pertama di Indonesia yang mengintegrasikan pencak silat ke dalam pendidikan formal. Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya institusi untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Apalagi, pencak silat telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun sebelumnya.
“Sebenarnya, ini adalah bentuk komitmen kami di ISBI Bandung untuk mengangkat pencak silat sebagai bagian dari pendidikan formal. Saat ini, paguron atau padepokan pencak silat yang bersifat nonformal sudah banyak berkembang di Jawa Barat, jumlahnya mencapai 4.000. Prodi ini awalnya merupakan aspirasi dari beberapa paguron,” kata Retno saat ditemui dalam acara “Ngadu Bako (FGD): Mitembeyan Mapag Program Studi Seni Pencak Silat” di Pendopo Mundinglaya, ISBI Bandung, Rabu (28/5/2025).
Dukungan langsung juga datang dari Alit Didin Suhana, mantan staf UNESCO Prancis, yang berharap pencak silat dapat menjadi bagian dari pendidikan formal. Menurutnya, beberapa negara seperti Belanda bahkan telah menunjukkan minat untuk mendirikan prodi serupa, sementara Indonesia belum melakukannya. Hal ini mendorong ISBI untuk segera merealisasikan rencana tersebut.
“Enam tahun lalu, kami sudah mulai mempersiapkan pembukaan prodi ini, namun mungkin saat inilah momentum yang tepat untuk mewujudkannya,” tambah Retno.
Saat ini, pihak ISBI sedang memproses dokumen-dokumen yang diperlukan untuk diajukan ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Retno juga berharap agar pembukaan Prodi Pencak Silat ini mendapatkan dukungan dari Kementerian Kebudayaan.
Dukungan Paguron dan Persiapan Kurikulum
Mas Nanu Munajar, atau yang akrab disapa Abah Nanu, selaku Ketua Panitia Ngadu Bako (FGD), mengungkapkan bahwa pertemuan dengan para tokoh paguron pencak silat di Jawa Barat menjadi langkah awal untuk mewujudkan Prodi Pencak Silat. ISBI telah bekerja sama dan mendapatkan dukungan penuh dari berbagai paguron di Jawa Barat.
“Hari ini, kami mengumpulkan bahan ajar dengan melibatkan tokoh-tokoh dari berbagai aliran pencak silat di Jawa Barat. Selain itu, kami juga melakukan pendokumentasian terkait aliran-aliran pencak silat yang ada. Harapannya, ISBI bisa menjadi pusat ilmu pengetahuan pencak silat, baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Abah Nanu.
ISBI telah menyiapkan setidaknya lima dosen pengajar, sesuai dengan persyaratan minimum yang berlaku. Kelima dosen tersebut akan mengajarkan materi filosofi, metodologi, sejarah, serta kreativitas dalam pencak silat. Untuk praktik, ISBI akan bekerja sama dengan paguron-paguron yang ada untuk memastikan transfer ilmu dilakukan secara autentik dan komprehensif.
Sumber: pikiran-rakyat.com