Breakingnewsbandung.com – BANDUNG | Sejak beberapa bulan terakhir, sejumlah peternak kecil di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mulai memanfaatkan energi alternatif berupa biogas portable yang dihasilkan dari pengolahan limbah kotoran sapi. Agis Lesmana, salah satu peternak di Desa Wangunsari, mengaku sangat merasakan manfaat dari instalasi ini. “Alhamdulillah, sekarang tidak perlu lagi membeli gas Elpiji. Cuma harus rajin memasukkan kotoran sapi (kohe) ke instalasi. Tapi hasilnya sangat bermanfaat, limbah juga jadi lebih terkelola,” ujar Agis saat ditemui di lahan peternakannya.
Program pemanfaatan biogas ini merupakan bantuan penuh yang difasilitasi oleh Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang. Para peternak penerima bantuan tidak dipungut biaya apa pun, dengan syarat mereka menyediakan lahan dan lubang penampungan untuk instalasi tersebut.
“Kami hanya menyiapkan lubang penampungan, ukuran sekitar 4,5 x 3 meter. Untuk penampungan limbah akhirnya juga disesuaikan, saya menggunakan yang berukuran 2 x 2,5 meter,” jelas Agis. Meski sempat mengalami kendala teknis pada awal pemasangan, ia mengaku tidak kesulitan memperbaiki masalah tersebut. “Waktu itu pipanya pecah, tapi bisa saya ganti sendiri. Selebihnya aman-aman saja. Tidak terlalu rumit,” katanya.
Bagi Agis, biogas bukan sekadar pengganti gas Elpiji. Lebih dari itu, teknologi ini membantu menyelesaikan masalah klasik dalam dunia peternakan, yaitu limbah. “Dulu, sebulan bisa habis dua tabung gas Elpiji. Sekarang, sudah beberapa bulan tidak beli gas lagi,” tambahnya. Instalasi yang digunakan berbentuk balon portable, berbeda dengan kubah permanen yang biasa digunakan. Kelebihannya, instalasi ini fleksibel dan dapat dipindahkan sesuai kebutuhan. “Enaknya, kalau mau pindah lokasi, instalasinya bisa ikut dipindahkan. Tidak seperti kubah permanen yang sulit dipindahkan,” ujarnya.
Program ini menjadi bagian dari upaya KPSBU Lembang untuk menyediakan solusi energi yang terjangkau dan ramah lingkungan bagi peternak kecil yang selama ini sulit mengakses teknologi serupa. Melalui pendekatan ini, limbah ternak yang tadinya dianggap sebagai beban kini berubah menjadi sumber daya yang bernilai. Agis juga menyebut bahwa meski belum dilakukan perawatan berkala, instalasi biogas masih bekerja secara optimal. “Katanya garansinya sampai 10 tahun. Sejauh ini aman-aman saja,” ucapnya.
Langkah kecil yang diambil oleh KPSBU Lembang bersama para peternak seperti Agis ini membuktikan bahwa energi alternatif tidak hanya monopoli industri besar. Ketika dapur-dapur kecil di pedesaan mulai menyala berkat pemanfaatan kotoran ternak, maka kemandirian energi benar-benar sedang bertumbuh dari tingkat lokal.
Sumber: pikiran-rakyat.com