Breakingnewsbandung.com – KOTA BANDUNG | Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat melaporkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati mengalami peningkatan signifikan pada April 2025. Total kunjungan wisman mencapai 334 kunjungan , naik sebesar 27,48 persen dibandingkan Maret 2025. Wisman asal Tiongkok masih menjadi penyumbang terbesar kunjungan ke Jawa Barat melalui pintu masuk Bandara Kertajati.
“Jumlah wisman yang datang ke Jawa Barat melalui Bandara Kertajati dari Januari hingga April 2025 baru mencapai 1.039 kunjungan , masih jauh di bawah periode yang sama pada tahun 2024, yakni 2.663 kunjungan ,” ujar Darwis Sitorus , Kepala BPS Jawa Barat.
Sementara itu, warga negara asing (WNA) yang datang ke Jawa Barat melalui stasiun Whoosh pada April 2025 mencapai 11.954 kunjungan , meningkat 86,11 persen dibandingkan Maret 2025 yang hanya mencatat 6.423 kunjungan .
“Selama periode Januari hingga April 2025, total kunjungan WNA melalui stasiun Whoosh mencapai 55.125 kunjungan , naik 82,93 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024, yakni 30.183 kunjungan ,” tambah Darwis.
Dalam laporannya, Darwis juga menyampaikan data terkait perjalanan wisatawan nusantara (wisnus). Berdasarkan Mobile Positioning Data (MPD) , tercatat 22,52 juta perjalanan wisnus selama April 2025. Angka ini meningkat 49,80 persen dibandingkan Maret 2025 dan naik 30,13 persen jika dibandingkan dengan April 2024.
“Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) dan Bandung Raya tetap menjadi tujuan favorit bagi 50,14 persen wisnus selama periode Januari hingga April 2025,” kata Darwis.
Seiring dengan peningkatan kunjungan wisman dan perjalanan wisnus, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Jawa Barat pada April 2025 juga mengalami kenaikan. Momentum libur cuti bersama Idul Fitri dan libur panjang akhir pekan Paskah mendorong TPK hotel gabungan mencapai 38,07 persen .
TPK April 2025 ini naik 13,79 poin dibandingkan Maret 2025 dan meningkat 0,08 poin dibandingkan April 2024. Untuk hotel berbintang, TPK mencapai 46,37 persen , naik 17,60 poin dibandingkan Maret 2025.
Beberapa kabupaten/kota mencatat TPK tertinggi, antara lain Kota Sukabumi , Kota Bandung , Kota Tasikmalaya , Kabupaten Cirebon , dan Kota Cirebon . Berdasarkan klasifikasi bintang, Kabupaten Bandung memimpin untuk hotel bintang 5 dengan TPK 65,88 persen , Kabupaten Pangandaran untuk hotel bintang 4 dengan TPK 92,15 persen , dan Kabupaten Karawang untuk hotel bintang 3 dengan TPK 64,51 persen .
Secara umum, jumlah penumpang penerbangan domestik pada April 2025 mencapai 5,43 ribu orang , meningkat 85,21 persen dibandingkan Maret 2025. Sementara itu, jumlah penumpang penerbangan internasional mencapai 0,99 ribu orang , naik 15,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan juga terjadi pada jumlah penumpang kereta api, yang mencapai 2,48 juta orang pada April 2025, atau naik 35,21 persen dibandingkan Maret 2025. Penumpang moda transportasi Whoosh mencapai 0,26 juta orang , meningkat 58,62 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Laporan BPS Jawa Barat menunjukkan tren positif dalam industri pariwisata dan transportasi di wilayah tersebut pada April 2025. Peningkatan jumlah kunjungan wisman melalui Bandara Kertajati dan stasiun Whoosh mencerminkan pemulihan sektor pariwisata pasca-pandemi, meskipun angka total kunjungan wisman masih lebih rendah dibandingkan tahun 2024. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor global seperti dinamika ekonomi dunia dan kebijakan perjalanan internasional.
Wisatawan nusantara (wisnus) juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, didorong oleh momen libur nasional seperti Idul Fitri dan Paskah. Destinasi populer seperti Bodebek dan Bandung Raya tetap menjadi favorit karena aksesibilitas dan fasilitas yang memadai.
Kenaikan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel menunjukkan bahwa industri perhotelan mulai bangkit. Kabupaten/kota dengan TPK tertinggi seperti Kota Bandung dan Kabupaten Pangandaran menjadi indikator bahwa destinasi wisata alam dan budaya tetap diminati. Hotel-hotel bintang 4 dan 5 mencatat TPK tertinggi, menunjukkan preferensi wisatawan untuk pengalaman menginap yang lebih nyaman dan berkualitas.
Di sisi transportasi, peningkatan jumlah penumpang penerbangan domestik, internasional, kereta api, dan moda Whoosh menunjukkan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi. Faktor musiman seperti libur panjang dan cuti bersama berperan besar dalam mendorong aktivitas perjalanan ini.
Secara keseluruhan, data ini mencerminkan optimisme terhadap pemulihan sektor pariwisata dan transportasi di Jawa Barat, meskipun tantangan global masih memengaruhi beberapa indikator seperti kunjungan wisman.
Sumber: Humas Jabar