Breakingnewsbandung.com – Kelompok-kelompok perlawanan Palestina meningkatkan intensitas operasi militer mereka selama akhir pekan dengan melancarkan serangan terkoordinasi terhadap pasukan Israel di wilayah utara hingga selatan Jalur Gaza. Laporan dari Almayadeen mengungkapkan bahwa pertempuran sengit berlangsung pada Ahad (2/6/2025) antara pejuang Palestina dan pasukan pendudukan Israel di timur Khan Younis. Helikopter-helikopter militer Israel terlihat mengevakuasi tentara yang terluka, menunjukkan betapa dahsyatnya serangan balasan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan.
Pada hari yang sama, Brigade Izzuddin al-Qassam , sayap bersenjata Hamas, mengumumkan bahwa mereka berhasil menyerang buldoser militer Israel tipe D9 menggunakan proyektil anti-lapis baja Yassin 105 . Serangan ini terjadi di dekat lokasi militer Yarmouk di lingkungan Al-Manara, selatan kota Khan Younis. Operasi ini merupakan bagian dari strategi besar untuk mengganggu manuver militer Israel di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, Brigade al-Qassam juga mengonfirmasi bahwa dua tentara Israel tewas dalam pertempuran jarak dekat di Jalan Al-Nazzaz, yang terletak di lingkungan Al-Shujaiya di Kota Gaza timur. Insiden ini terjadi pada 3 Juni 2025 dan menegaskan bahwa pejuang Palestina masih memiliki kemampuan tempur yang signifikan meskipun berada di bawah tekanan berat pasukan Israel.
Eskalasi konflik semakin meningkat ketika Brigade al-Quds , sayap militer Jihad Islam, merilis rekaman video yang memperlihatkan penyergapan mematikan terhadap unit Israel di sebuah rumah yang telah dipasangi bahan peledak. Rumah tersebut, terletak di Tel al-Zaatar sebelah timur Jabaliya di Gaza utara, diledakkan menggunakan alat peledak rakitan dan amunisi rekayasa balik, menyebabkan banyak korban jiwa di pihak Israel.
Peningkatan serangan ini terjadi setelah insiden mematikan pada Jumat lalu, ketika media Israel melaporkan bahwa lima tentara Israel tewas dan dua lainnya terluka parah akibat ledakan gedung jebakan di Khan Younis. Militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa dua tentara tambahan dari pasukan elite teknik tempur Yahalom tewas dalam insiden tersebut.
Menurut The Times of Israel , di antara korban tewas adalah tiga sersan dan satu mayor. Kematian mereka menjadi bukti nyata bahwa perlawanan Palestina tetap kuat meskipun Jalur Gaza telah hampir dua tahun dilanda kehancuran oleh Israel.
IDF menjelaskan bahwa tentara memasuki gedung di Khan Younis untuk membersihkan infrastruktur pejuang Palestina, termasuk terowongan. Namun, bangunan tersebut ternyata dipasangi jebakan, dan ledakan yang terjadi menyebabkan struktur runtuh, menewaskan empat tentara dan melukai lima lainnya, salah satunya dalam kondisi kritis.
Insiden ini terjadi tak lama setelah pukul 06.00 pagi waktu setempat di pinggiran kota Khan Younis, Bani Suheila.
Juru bicara militer Hamas, Abu Ubaidah , menyatakan bahwa perlawanan Palestina akan terus melemparkan “Batu Daud” ke “Kereta Gideon.” Istilah “Kereta Gideon” merujuk pada nama operasi IDF yang sedang berlangsung di Gaza, sementara “Batu Daud” adalah simbol operasi balasan perlawanan Palestina.
Setelah insiden mematikan pada Jumat, Juru Bicara IDF, Brigjen Effie Defrin , mengakui bahwa terkadang tidak ada pilihan selain memasuki bangunan di Jalur Gaza untuk menyelidiki adanya terowongan. “Untuk melakukan ini tanpa terluka oleh bahan peledak, kami menggunakan berbagai cara. Kami akan menyelidiki kejadian ini,” ujarnya dalam konferensi pers.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu , menyebut hari itu sebagai “hari yang menyedihkan dan sulit.” Ia mengatakan bahwa para tentara yang tewas telah menyerahkan nyawa mereka demi kampanye “mengalahkan Hamas dan membawa pulang sandera.” “Empat pejuang kami memberikan nyawa mereka demi keamanan kami,” katanya.
Presiden Israel, Isaac Herzog , menambahkan bahwa “harga yang harus dibayar dari sebuah perang sangatlah berat.” Ia menekankan pentingnya mendukung generasi pejuang yang heroik, merangkul keluarga korban, dan memastikan bahwa kepahlawanan mereka tidak akan dilupakan.
Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth , delapan tentara Israel telah tewas dalam seminggu terakhir saja. Sementara itu, tentara Israel melaporkan bahwa Kepala Staf Eyal Zamir telah menyetujui rencana operasional baru di bawah Komando Selatan untuk melanjutkan pertempuran di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel mencatat 862 tentara tewas, termasuk 420 dalam operasi darat di Gaza. Total tentara yang terluka mencapai 5.921 orang, dengan 2.687 di antaranya terluka dalam pertempuran darat. Namun, pengamat percaya bahwa jumlah korban sebenarnya mungkin lebih tinggi, karena ada tuduhan bahwa militer Israel menyembunyikan kerugian di medan perang.
Sumber: news.republika.co.id