Breakingnewsbandung.com – KABUPATEN KARAWANG | Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa ekonomi tradisi memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi di Jawa Barat. Menurutnya, ekonomi tradisional harus menjadi pendamping kecanggihan teknologi digital untuk memperkuat ketahanan pangan daerah.
Pernyataan ini disampaikan saat Gubernur yang akrab disapa KDM itu memberikan sambutan dalam High Level Meeting (Pasamoan Agung) Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Tim Percepatan Digitalisasi Daerah se-Jawa Barat di Kantor Disparbud Kabupaten Karawang, Rabu (11/6/2025).
Dedi menjelaskan bahwa struktur ekonomi masyarakat Jabar bisa dikelompokkan menjadi dua hamparan, yaitu ekonomi pedesaan dan perkotaan. Ia menilai, kedua kelompok ini dapat menjadi fondasi kuat dalam menghadapi tantangan inflasi, dengan tetap mengacu pada nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal.
“Tradisi ekonomi Sunda itu sederhana: saeutik mahi, loba nyesa. Artinya, produksi sedikit pun bisa mencukupi kebutuhan,” ujarnya.
Ia juga mengajak para bupati dan wali kota untuk lebih memperhatikan beban biaya yang dirasakan petani, terutama biaya sewa alat pertanian. Menurutnya, desa-desa di Jabar harus ditata sebagai pusat produksi pangan agar lebih mandiri secara ekonomi.
Selain itu, Gubernur mendorong optimalisasi lahan kosong seperti pekarangan rumah untuk ditanami sayuran dan cabai. Langkah ini dinilai sebagai implementasi nyata dari ekonomi tradisi yang bisa mendukung ketahanan pangan lokal.
Dedi juga mengajak masyarakat untuk memadukan ekonomi tradisional dengan kemajuan teknologi digital, termasuk pemanfaatan artificial intelligence dalam bidang pertanian dan perkebunan.
“Indonesia kaya akan kombinasi antara ekonomi berbasis teknologi dan tradisi. Keduanya harus kita manfaatkan secara bersamaan,” tuturnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muhammad Nur, menambahkan bahwa ekonomi tradisional memiliki nilai-nilai luhur yang masih relevan di era modern. BI Jabar pun siap mendukung peningkatan kapasitas petani melalui program edukasi dan pelatihan.
“Ekonomi tradisional harus menjadi pegangan kita karena mengandung nilai-nilai leluhur yang bisa menopang ketahanan pangan dan pengendalian inflasi,” imbuh Nur.
Ia menambahkan, BI akan terus berkomitmen dalam mendukung pembiayaan dan pendidikan bagi para petani agar semakin terampil dalam mengelola pertanian di Jabar.
Sumber: Humas jabar