Breakingnewsbandung.com – Di bawah langit kelabu, Emad al-Ramli (45), seorang ayah dari tujuh anak asal Kota Al-Mughraqa di Gaza tengah, melangkah berat melewati reruntuhan Koridor Netzarim. Jalur ini membelah Gaza menjadi dua zona: utara dan selatan. Setelah tentara Israel menarik diri sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, warga Palestina mulai kembali ke daerah yang ditinggalkan—namun, yang mereka temukan hanyalah kehancuran luar biasa.
Wadi Gaza, satu-satunya lahan basah di Jalur Gaza, kini menjadi puing-puing tak berbentuk. Bangunan-bangunan yang dulunya tegak kini lenyap, jalanan musnah, dan tanda-tanda kehidupan hilang tanpa jejak. Al-Ramli, dengan mata berkaca-kaca, bergumam, “Apa yang kami lihat ini? Apakah ini mimpi buruk, atau kenyataan?” Ia menambahkan bahwa Israel tidak hanya melawan Hamas, tetapi juga rakyat Palestina, menghancurkan harapan mereka untuk bertahan hidup.
Ketika mencoba mencari sisa-sisa kehidupan bersama para tetangga, al-Ramli menemukan potongan tubuh manusia yang terkubur di pasir. “Ada martir di sini!” teriaknya dengan tubuh gemetar. Pemandangan serupa dialami oleh Abdul Salam Hamoud (33), yang datang bersama saudara-saudaranya untuk mencari Ahmed, kerabat mereka yang hilang setahun lalu. Namun, mereka hanya menemukan potongan pakaian miliknya. “Pakaian ini adalah bukti bahwa dia telah tiada,” kata Hamoud dengan suara bergetar.
Joudeh al-Maghribi (80), yang pernah memiliki rumah lima lantai untuk 40 anggota keluarganya, kini berdiri termangu di atas puing-puing bekas tempat tinggalnya. “Ke mana kami harus pergi sekarang? Bagaimana kami bisa membangun kembali semua ini?” tanyanya dengan nada putus asa. Menurut Jaber Abu Hajir, Wali Kota Wadi Gaza, lebih dari 2.500 rumah hancur, dan 2.000 dunam lahan pertanian diratakan. Situasi ini disebutnya sebagai “malapetaka besar dalam segala aspek.”
Abu Hajir mendesak masyarakat internasional untuk turun tangan membantu pembangunan kembali Gaza. “Kami tidak bisa menanggung penderitaan ini sendirian,” katanya. Sejak Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat konflik ini mencapai 48.181 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Sumber : tempo.co