Breakingnewsbandung.com – ISRAEL | Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengeluarkan peringatan keras terhadap negara-negara yang berniat mengakui Palestina secara sepihak. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, pada hari Minggu (14/5/2025), setelah beberapa negara menyatakan niat mereka untuk mengakui kedaulatan Palestina.
Saar menegaskan bahwa langkah pengakuan sepihak terhadap Palestina akan merusak prospek perdamaian antara Israel dan Palestina. Ia juga memperingatkan bahwa tindakan tersebut akan memaksa Israel untuk mengambil respons resmi sebagai tanggapan. Saat ini, 147 negara di dunia telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, termasuk Rusia serta mayoritas negara di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Namun, negara-negara Eropa Barat, Israel, dan Amerika Serikat belum memberikan pengakuan resmi.
Banyak pihak berpendapat bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, yang semakin memanas sejak eskalasi militer Israel di Gaza pada tahun 2023 pasca serangan mendadak oleh Hamas. Saar menilai bahwa inisiatif pengakuan sepihak ini “tidak konstruktif tetapi kontraproduktif” dan hanya akan “memberikan hadiah bagi teror Hamas.” Di sisi lain, Wadephul menegaskan bahwa solusi dua negara tetap menjadi “peluang terbaik bagi warga Israel dan Palestina untuk hidup dalam damai, keamanan, dan martabat.”
Media Line melaporkan pada hari Minggu (14/5/2025), mengutip sumber diplomatik anonim, bahwa Presiden AS Donald Trump mungkin akan secara resmi mengakui Palestina sebagai negara selama pertemuan puncak Teluk-AS di Arab Saudi. Meskipun Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, telah membantah rencana tersebut, spekulasi terus berkembang setelah komentar Trump awal bulan ini. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, Trump mengisyaratkan “pengumuman besar tentang subjek tertentu” yang kemungkinan akan diungkapkan sebelum atau selama kunjungan mendatangnya ke Timur Tengah.
Pada bulan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengindikasikan bahwa Paris dapat mengambil langkah untuk mengakui Palestina sebagai negara paling cepat pada bulan Juni, selama konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Sementara itu, Rusia terus mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, seperti yang ditegaskan kembali oleh Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Moskow. Rusia juga mendesak diakhirinya kekerasan di Gaza secepat mungkin.
Sumber: international.sindonews.com