Breakingnewsbandung.com – KABUPATEN GARUT | Pimpinan Daerah (PD) ‘Aisyiyah Kabupaten Garut bersama Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Penggalangan Komitmen Pencegahan Sunat Perempuan. Acara ini dilangsungkan di Aula Dinas Kesehatan Garut, Jalan Raya Proklamasi, Tarogong Kidul, Senin (16/6/2025), sebagai bagian dari upaya pencegahan praktik sunat perempuan secara nasional.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program nasional yang melibatkan 11 kabupaten/kota sebagai pilot project , salah satunya Kabupaten Garut. dr. Astuti dari Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa penunjukan Garut didukung oleh data yang menempatkan Jawa Barat dalam sepuluh provinsi dengan angka tertinggi sunat perempuan di Indonesia.
“Sejak 2023 hingga 2025, Garut menjadi lokus penting untuk pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk dalam konteks kesehatan,” ujar dr. Astuti.
Ia juga menyoroti dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2025 , yang secara eksplisit melarang layanan medis atas praktik sunat perempuan. Aturan ini menjadi dasar kuat bagi seluruh fasilitas kesehatan untuk tidak lagi melakukan atau melayani prosedur tersebut.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa peran tokoh agama dan masyarakat sangat penting dalam memberikan pemahaman ulang kepada warga tentang bahaya fisik dan psikologis dari praktik ini. Edukasi dinilai lebih efektif daripada sekadar larangan formal.
dr. Tri Cahyo Nugroho, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, menyatakan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan di wilayahnya telah mematuhi aturan tersebut. Ia mencatat bahwa pada tahun 2024 lalu, ada tiga permintaan praktik sunat perempuan, namun berhasil diganjal melalui edukasi intensif.
“Data ini kemungkinan masih underreported . Kami akan terus pantau melalui Posyandu dan PAUD agar bisa memastikan tidak ada balita perempuan yang menjadi korban praktik ini,” tambahnya.
Eti Nurul Hayati, Ketua PD ‘Aisyiyah Kabupaten Garut, menyampaikan bahwa penggalangan komitmen ini bertujuan untuk:
- Mendukung pencegahan perlukaan fisik dan psikis akibat sunat perempuan
- Mempercepat aksi sosial dan pencegahan di tingkat masyarakat
- Membangun sinergi lintas sektor seperti Dinas Kesehatan, DPPKBPPPA, dan organisasi perempuan
- Memperkuat edukasi publik melalui kampanye dan penyuluhan
- Menjadikan PD ‘Aisyiyah sebagai agen perubahan dalam isu ini
Acara berlangsung selama dua hari, dengan peserta dari berbagai instansi pemerintah dan organisasi wanita. Hari pertama diadakan di Dinas Kesehatan Garut, sementara hari kedua berlangsung di Hotel Santika dengan jumlah peserta lebih luas.
Menurut Eti, dukungan dari semua pihak sangat penting agar kegiatan ini dapat mencapai target pencegahan dan kesadaran masyarakat yang lebih luas.
Sumber: jabarprov.go.id