Sukabumi – Kesejahteraan guru honorer atau guru madrasah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama masih membutuhkan perhatian. Belum lama ini sorotan publik mengarah pada guru honorer yang punya pekerjaan sambilan.
Di Sukabumi salah satunya, ada Alvi Noviardi (56) yang telah 36 tahun menjadi guru honorer Madrasah Tsanawiyah (MTs). Di tengah kesibukannya mengajar, Alvi juga mencari nafkah menjadi pengepul barang bekas.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) terkait upaya peningkatan kesejahteraan guru honorer. Menurutnya, akan ada perhatian khusus yang diberikan oleh Kemenag dan Kemendikdasmen.
“Kami rapat kemarin dengan Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti. Jadi guru agama yang ada di sekolah umum itu juga akan ada perhatian khusus, juga dari Kementerian Dikdasmen dan guru agama yang ada di pondok pesantren, Kementerian Agama itu juga menjadi bagian dari kami,” kata Nasaruddin kepada detikJabar, Selasa (19/11/2024) malam.
Dia mengatakan perhatian khusus itu akan diberikan secara bertahap. Pasalnya, pemerintah juga mempertimbangkan kemampuan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
“Bertahap insyaallah, mudah-mudahan ada jalan keluar karena kami juga selalu memperjuangkan tapi kemampuan keuangan negara kita juga memang perlu paham. Mudah-mudahan mohon doanya supaya lebih cepat kita selesaikan persoalan yang sangat penting ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menemui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti di kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Senin (18/11/2024). Mereka membahas upaya percepatan proses Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Kami datang ke sini untuk bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk menyelesaikan persoalan guru agama di sekolah umum dan guru mapel umum di lembaga pendidikan agama,” kata Nasaruddin.
Diketahui proses PPG saat ini bisa memakan antrean peserta mencapai 30-50 tahun. Sehingga Nasarudin dan Mu’ti berusaha mengatasi antrean PPG khususnya bagi guru agama.
“Tahun depan berkenan Kemenag dan Kemendikdasmen bisa kolaborasi sehingga guru-guru PAI juga bisa selesai tahun depan untuk PPG. Mapel umum di madrasah, ini kami berharap bisa ikut, sehingga 2025 atau paling lambat nanti 2026 ini bisa seluruhnya PPG,” tutur Mu’ti.
Dikutip dari ( Detikjabar.com )