Breakingnewsbandung.com – Bandung| Gedung Merdeka, salah satu bangunan bersejarah yang terletak di pusat Kota Bandung, merupakan saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dan dunia. Gedung ini awalnya dibangun pada tahun 1895 oleh pemerintahan kolonial Belanda dengan nama Societeit Concordia, sebuah tempat hiburan bagi warga Eropa yang tinggal di Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia, Gedung Merdeka terus digunakan untuk kegiatan kenegaraan, dan menjadi terkenal di kancah internasional saat menjadi tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. (Sumber: Sejarah Kota Bandung, Pikiran Rakyat)
Sejarah Gedung Merdeka: Dari Societeit Concordia hingga Konferensi Asia-Afrika Gedung Merdeka awalnya dibangun dengan gaya arsitektur kolonial yang sangat megah pada masa itu, menjadi tempat berkumpulnya kalangan elit Eropa untuk berpesta dan mengadakan acara sosial. Nama “Concordia” mencerminkan tujuan gedung sebagai tempat hiburan dan persatuan bagi para warga Eropa yang tinggal di Bandung. Pada tahun 1926, gedung ini direnovasi oleh arsitek ternama, C.P. Wolff Schoemaker, yang menambahkan unsur arsitektur art deco, membuat gedung ini semakin indah dan modern. (Sumber: Wolff Schoemaker Archives, Kompas)
Setelah Indonesia merdeka, Gedung Concordia berganti nama menjadi Gedung Merdeka, mencerminkan semangat kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Puncak sejarahnya adalah ketika gedung ini menjadi lokasi Konferensi Asia-Afrika pada 18-24 April 1955, di mana perwakilan dari 29 negara berkumpul untuk memperjuangkan kemerdekaan, perdamaian, dan solidaritas di antara negara-negara yang baru merdeka. Konferensi ini dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah pergerakan negara-negara dunia ketiga melawan kolonialisme dan imperialisme. (Sumber: Museum Konferensi Asia-Afrika, Kementerian Luar Negeri)
Arsitektur dan Keunikan Gedung Merdeka Keunikan arsitektur Gedung Merdeka terletak pada perpaduan antara gaya kolonial Belanda dan sentuhan art deco, yang memberikan kesan elegan namun tetap kokoh. Ruang utama gedung, yang digunakan sebagai tempat pertemuan saat Konferensi Asia-Afrika, masih dipertahankan keasliannya hingga saat ini, termasuk meja dan kursi yang digunakan oleh para delegasi pada konferensi bersejarah tersebut. (Sumber: Sejarah Gedung Merdeka, Pikiran Rakyat)
Arsitek Wolff Schoemaker, yang merancang renovasi gedung ini pada tahun 1926, dikenal sebagai salah satu arsitek paling berpengaruh di Hindia Belanda. Dia juga merancang beberapa bangunan ikonik lainnya di Bandung, seperti Villa Isola dan Gedung ITB. Gaya art deco yang diterapkannya di Gedung Merdeka mencerminkan tren arsitektur global pada masa itu, menjadikannya salah satu bangunan paling berpengaruh di Bandung. (Sumber: Wolff Schoemaker Archives, Kompas)
Fungsi Gedung Merdeka Saat Ini Saat ini, Gedung Merdeka berfungsi sebagai Museum Konferensi Asia-Afrika, yang didedikasikan untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa penting dari konferensi yang pernah berlangsung di sini. Museum ini menyimpan berbagai artefak, dokumen, foto, dan benda-benda peninggalan lainnya yang berkaitan dengan Konferensi Asia-Afrika. (Sumber: Museum Konferensi Asia-Afrika)
Museum ini menjadi tujuan wisata sejarah yang sangat diminati, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain sebagai museum, Gedung Merdeka juga sering digunakan untuk acara kenegaraan dan berbagai kegiatan resmi lainnya. Dengan demikian, Gedung Merdeka tetap memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan politik Indonesia, meskipun fungsinya telah berubah dari tempat hiburan kolonial menjadi simbol pergerakan internasional. (Sumber: Pikiran Rakyat, Tribun Jabar)
Keunikan Gedung Merdeka yang Menarik Wisatawan Gedung Merdeka bukan hanya sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga menjadi salah satu ikon wisata edukatif di Bandung. Setiap tahun, ribuan wisatawan dari berbagai negara datang untuk mengunjungi museum dan melihat langsung tempat di mana sejarah penting dunia tercatat. Bagian depan gedung yang masih mempertahankan gaya art deco sering dijadikan latar belakang bagi pengunjung untuk berfoto, menjadikannya salah satu destinasi wajib saat berada di Bandung. (Sumber: Kompas, Detik)
Museum Konferensi Asia-Afrika juga rutin mengadakan pameran dan acara-acara edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya solidaritas antarnegara di Asia dan Afrika. Dalam beberapa tahun terakhir, museum ini juga aktif dalam memperingati berbagai momen penting terkait sejarah Konferensi Asia-Afrika, seperti Hari Solidaritas Asia-Afrika yang diperingati setiap tahun pada tanggal 24 April. (Sumber: Museum Konferensi Asia-Afrika)
Gedung Merdeka: Simbol Perdamaian Dunia dari Bandung Sebagai salah satu bangunan bersejarah yang paling berpengaruh di Indonesia, Gedung Merdeka tidak hanya menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa, tetapi juga sebagai simbol perjuangan untuk perdamaian dan kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika. Semangat solidaritas dan perdamaian yang dibawa dari konferensi yang berlangsung di gedung ini masih terasa hingga saat ini. (Sumber: Kementerian Luar Negeri)
“Gedung Merdeka adalah simbol kekuatan persatuan dan semangat anti-kolonialisme yang diusung oleh negara-negara di Asia dan Afrika. Setiap kali kami berada di sini, kami diingatkan akan pentingnya kerja sama internasional dan upaya untuk mencapai perdamaian dunia,” ujar salah satu pengunjung dari Afrika Selatan yang menghadiri pameran di museum ini. (Sumber: Pikiran Rakyat, Detik)