Sukabumi – Ratusan penyintas bencana alam pergerakan tanah yang memporak-porandakan pemukiman penduduk di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, mulai mengalami berbagai keluhan kesehatan pada hari ketiga pascabencana, Jumat (06/12/2024).
Salah seorang penyintas bencana Ani Sumirat (47) mengatakan, cucunya yang berada di tenda pengungsian sudah dua hari mengalami demam. “Tos dua wengi sakit, da tiis meren kulem ditenda (sudah dua hari sakit, karena kedinginan tidur di tenda),” kata Ani

Dia mengaku sudah membawa cucunya tersebut, untuk mendapatkan pengobatan yang tersedia di posko pengungsian. “Berobat atos (berobat sudah), Alhamdulillah, ayeuna mah kondisina sae sareng panasna teu tinggi, (berobat sudah, Alhamdulillah sekarang kondisinya membaik dan panas,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cikembar, Nasihin mengatakan, jumlah total warga yang mengungsi di posko tersebut mencapai hampir 287 jiwa, yang terdiri dari 87 kepala keluarga (KK).

“Dari 287 jiwa yang mengungsi, terdata ada 123 orang yang mengalami sakit,” kata Nasihin di tenda pengungsian.

Berdasarkan laporan medis dari petugas Puskesmas, tercatat ada 73 warga yang sakit, sementara pada Kamis (5/12/2024) jumlahnya menurun menjadi 50 orang. “Untuk hari ini, data terbaru belum diperbarui,” tambahnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa sebagian besar para penyintas yang sakit mengeluhkan demam, batuk, pilek, pusing, gangguan lambung, dan tekanan darah tinggi yang kambuh akibat stres dan syok pascabencana. Selain itu, kondisi fisik mereka yang lemah juga menjadi faktor pemicu masalah kesehatan.

“Sebagian besar dari 123 penyintas yang sakit ini didominasi oleh lansia, yang mencapai hampir 70 persen, sementara sisanya adalah anak-anak,” kata dia.

Pihak medis di posko terus berupaya memberikan perawatan dan pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul di tengah pengungsian. Namun, kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat kebutuhan mendesak akan pemulihan fisik dan psikologis bagi para korban bencana.

“Intinya, kami membuka layanan kesehatan 24 jam di posko pengungsian. Bahkan, untuk obat juga Alhamdulillah mencukupi,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi memastikan ketersediaan obat-obatan di posko pengungsian aman dan tidak terkendala ataupun kekurangan.

“Obat-obatan bisa ditangani dengan baik. Bahkan, dari pemerintah provinsi dan pusat terus mengirimkan pasokan obat-obatan. Kami juga berkoordinasi dengan Sekretaris Dinas Kesehatan untuk segera mendistribusikan obat ke daerah-daerah pengungsian hingga status tanggap darurat bencana dicabut,” kata Agus.

Ia menegaskan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi siap memberikan pelayanan kesehatan selama 24 jam, untuk para penyintas bencana. Namun, Agus juga mengingatkan bahwa karena saat ini sedang musim hujan, penyakit di kalangan penyintas bencana diperkirakan akan meningkat.

Meskipun distribusi layanan kesehatan di seluruh posko pengungsian di Kabupaten Sukabumi berjalan lancar, Agus mengungkapkan sedikit kesulitan terkait akses. “Untuk wilayah Puskesmas VI, meskipun ada jarak cukup jauh, pelayanan tidak ada masalah. Biasanya, dari Palabuhanratu bisa langsung ke Jampangkulon, tetapi karena jalan terputus, kita harus memutar jauh, untuk bisa menjangkau ke wilayah itu,” ungkapnya.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version