Sukabumi – Farid Warsa (62) sopir mobil Toyota Land Cruiser Prado berstiker Setwapres memberikan kesaksian soal peristiwa kecelakaan yang menewaskan dua orang pelajar di Sukabumi, Jawa Barat. Dia menuturkan, motor yang dikendarai korban melaju dengan kecepatan tinggi dan melawan arah.

Diketahui, peristiwa itu terjadi tepatnya di Jalan Lingkar Selatan, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Sukabumi pada Kamis (9/1) malam. Sebuah mobil Toyota Land Cruiser Prado B 1668 UR berstiker Sekretariat Wakil Presiden bertabrakan dengan Yamaha Mio yang ditumpangi tiga orang. Dua orang meninggal di tempat dan satu lainnya luka patah tulang.

Mulanya Farid mengatakan, mobil tersebut merupakan milik atasannya yang tinggal di Depok. Sehari-hari, ia bekerja sebagai sopir. Pada saat peristiwa kecelakaan, ia baru saja mengantarkan pemilik mobil dan berencana pulang ke rumahnya di Goalpara, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

“Saya dari arah Cibolang mau ke arah terminal. Mau (pulang) kerja saya, sopir pribadi (pekerjaan sehari-hari). Saya tinggal di Goalpara,” kata Farid kepada awak media di kantor Unit Gakkum Sat Lantas Polres Sukabumi Kota, Minggu (12/1/2025).

Dia mengatakan, motor yang dikendarai korban HD (18) membonceng dua orang korban IB (15) dan MRM (15) melaju dari arah Terminal Tipe A, Jalan Jalur Lingkar Selatan. Kemudian, korban HD menyeberang, melewati trotoar atau pembatas jalan, melawan arah hingga adu ‘banteng’ dengan mobil Toyota Land Cruiser Prado.

“Motor itu arahnya dari Terminal, lawan arah. Nyeberang dia tiba-tiba langsung ke arah ke mobil saya, adu, saya nggak sempat, dia langsung nabrak. Posisi motor kencang, saya juga nggak tahu kalau dia bakalan nyeberang,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia melajukan kecepatan mobil mewah ini di angka sekitar 60-an kilometer per jam. Menurutnya angka tersebut tidak terlalu kencang jika dibandingkan kendaraan motor yang dilajukan korban.

“Saya sekitaran 60-an km/jam. Posisi nggak ada kendaraan lain. Nggak nyala lampu motor. Mobil bukan milik saya. Dia (korban) mau nyeberang. Saya nggak ngelihat, saya juga nggak ketahan, mungkin kalau kencang di atas 100 (km/jam) bisa terbalik itu, cuma motornya juga kencang, posisi sambil jalan,” kata dia.

Farid mengaku kaget saat melihat motor tersebut sudah menaiki trotoar di pembatas jalan. Posisi tabrakan pun terjadi saat mobil dan motor saling berhadap-hadapan.

“Tiba-tiba dia lewat naik trotoar, saya kan kaget nggak bisa ini lagi. Mungkin kalau dia buang ke kiri saya bisa menghindar, langsung ke arah mobil saya. Posisinya hadap-hadapan karena dia naik trotoar. Kalau dia lurus putar balik mungkin nggak akan tabrakan, tapi dia nyamber mobil saya,” ucapnya.

Terkait stiker kesekretariatan wakil presiden yang tertempel di bagian belakang mobil, Farid menuturkan, stiker itu sudah ada sejak lama. Stiker itu, kata dia, hanya tempelan saja dan tidak terikat dengan institusi tertentu.

“Bukan (kendaraan dinas), (mobil) pribadi. (Logo Setwapres tahu) Ada, iya tahu. Hanya tempelan saja. Beli, dulu sudah lama. Mobil masyarakat sipil, pemilik mobilnya di Depok. Nggak tahu (pekerjaan pemilik mobil) pas saya kerja sudah ada stikernya,” katanya.

Sebelumnya, polisi menduga kecelakaan itu disebabkan oleh motor Yamaha Mio yang dikendarai korban melaju dengan kecepatan tinggi. Di sisi lain, mobil pun tak bisa menahan hingga akhirnya tabrakan pun terjadi.

“Diduga pada saat mengendarai kendaraanya melaju dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di tempat kejadian, kendaraan sepeda motor tersebut melewati pembatas jalan (trotoar) kemudian melaju berlawanan arah bertabrakan dengan Toyota Pand Cruiser Prado,” kata Andhika.

Stiker Tak Resmi
Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) RI pun turut buka suara. Pihaknya menegaskan jika stiker di mobil yang terlibat kecelakan maut menyebabkan dua pelajar meninggal dunia di Sukabumi bukan milik institusi. Ditegaskan stiker di kendaraan Toyota Land Cruiser Prado itu tak resmi.

“Kendaraan Toyota Land Cruiser Prado berwarna hitam dengan nomor polisi B 1668 UR yang terlibat dalam kecelakaan tersebut bukan merupakan kendaraan dinas Sekretariat Wakil Presiden. Termasuk pemilik dan pengemudinya juga bukan pegawai atau pejabat Sekretariat Wakil Presiden,” bunyi keterangan tertulis Sekretariat Wakil Presiden.

Setwapres menegaskan tak ada kaitan sama sekali mobil yang terlibat dengan institusi pihaknya. Disebut baik pemilik ataupun pengemudi dalam peristiwa nahas itu bukan pejabat Setwapres.

“Stiker bertuliskan Kesekretariatan Wakil Presiden Republik Indonesia pada mobil tersebut sebagaimana tampak dalam video yang beredar, bukan stiker resmi Sekretariat Wakil Presiden dan tidak ada kaitannya dengan institusi resmi,” katanya.

Setwapres RI menyampaikan keprihatinan terhadap peristiwa itu. Ia berharap hukum dapat ditegakkan bagi siapapun yang terlibat.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version