Garut – Kondisi Sungai Cimanuk, yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diketahui mengkhawatirkan karena dipenuhi sampah. Upaya penyelamatan, kini dilakukan untuk membuat sungai terpanjang di Garut ini hidup kembali.

Seperti halnya yang dilakukan Tangtudibuana. Yayasan yang bergerak di bidang sosial ini, dalam beberapa hari terakhir turun ke sungai untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan di Cimanuk.

Menurut salah seorang peserta aksi, Agus Ugeng Suryana, upaya membersihkan Cimanuk dari sampah ini dilakukan sejak Sabtu, 18 Januari kemarin, hingga beberapa hari ke depan.

“Ini merupakan aksi nyata kami, baik dari Tangtudibuana, maupun teman-teman lintas organisasi lainnya dalam ikut serta menjaga kelestarian Sungai Cimanuk,” ungkap Agus kepada detikJabar, Minggu, (19/1/2025).

Sedikitnya satu ton sampah per hari diangkut para relawan ini dengan menggunakan lebih dari 50 karung yang telah disiapkan sebelumnya. Mereka menyisir setiap sudut Sungai Cimanuk baik melalui jalan darat, maupun di air menggunakan perahu karet.

Menurut Agus, meskipun dampak dari aksi ini tidak terlalu besar, karena volume sampah yang diangkut jauh dari jumlah di lapangan, tapi para relawan sepakat untuk tetap bergerak dan memberikan dampak untuk menjaga kebersihan di Sungai Cimanuk.

“Tentunya kita akan terus bergerak, setelah ini kita lakukan patroli sungai, untuk melihat aktivitas pembuangan sampah,” katanya.

“Kami juga mengajak masyarakat yang lain, maupun pemerintah, untuk ikut serta melakukan upaya-upaya untuk menjaga Sungai Cimanuk ini terbebas dari sampah,” pungkas Agus.

Diberitakan sebelumnya, tumpukan sampah terpantau memadati sejumlah titik di Sungai Cimanuk, yang berada di Kabupaten Garut. Tumpukan sampah ini, terdeteksi, khususnya di kawasan perkotaan.

Menurut Ketua Yayasan Tangtudibuana, Usep Ebit Mulyana, berdasarkan hasil penelusurannya, setidaknya ada tiga sumber sampah yang menumpuk di bantaran Sungai Cimanuk.

Mulai dari muara sungai anak sungai atau Sub DAS Cimanuk, kemudian dari tempat pembuangan sampah ilegal, serta bersumber dari jembatan-jembatan yang dilintasi Sungai Cimanuk.

“Ada lima muara sungai di sekitar perkotaan, yaitu Cilutung, Cikamiri, Cipeujeuh, Ciwalen, dan Cikendi,” kata Usep.

Lima muara anak sungai tersebut, menyumbang sampah ke Sungai Cimanuk. Tidak terkecuali, limbah yang diduga berasal dari industri kulit, di kawasan Sukaregang, yang dialirkan dari Sungai Ciwalen.

“Ini bukan sepele, karena faktanya di lapangan kami menemukan ikan-ikan asli dari Sungai Cimanuk pun ikut mati karena limbah tersebut,” ujar Usep.

Berdasarkan hasil penelusurannya juga, kata Ebit, setidaknya ditemukan lima titik pembuangan sampah yang diduga ilegal, di bantaran Sungai Cimanuk. Adapun jenis sampah yang banyak ditemukan antara lain sampah rumah tangga dan sampah industri.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version