Bandung – Banyak tradisi yang menyelimuti perayaan Tahun Baru Imlek bagi masyarakat Tionghoa. Selain mendatangi klenteng bersama keluarga, sajian makanan pun menjadi hal yang sarat akan nilai kebudayaan.
Mulai dari makanan-makanan yang dipercaya membawa hoki hingga pantangan yang perlu dipatuhi, ada hal-hal filosofis tersendiri dari sajian kuliner yang dihidangkan saat Tahun Baru Imlek.

Untuk mengetahuinya rangkaian tur kuliner khas Imlek bersama komunitas Cerita Bandung, Selasa (28/1/2025). Selama lebih dari tiga jam, sebanyak tiga puluhan peserta berjalan mengitari kawasan pecinan Kota Bandung. Mulai dari kawasan Kebon Jati, Jalan Klenteng, Cibadak hingga Jalan Sudirman.

Tur diawali dengan singgah di kediaman warga Tionghoa asal Bandung, Femis Aryani, yang sekaligus merupakan pemandu tur hari itu. Di rumah tersebut, terhidang sejumlah makanan yang wajib disajikan saat imlek.

Di antaranya adalah misoa dengan jamur, dodol keranjang, hingga ikan rebus. Dinamai ‘misoa panjang umur’, jenis mie halus ini diidentikan dengan umur yang panjang dan rezeki melimpah. Meski bumbunya sederhana, rasanya tetap gurih dan hangat.

Sajian wajib lainnya, yakni dodol keranjang, disajikan dengan cara digoreng. Adapun ikan rebus adalah makanan yang dinilai membawa keberuntungan bila dimakan di malam Imlek.

Pantangan Makan Bubur Saat Imlek
Setelah mencicipi beberapa sajian tersebut, para peserta tur melanjutkan perjalanan ke kawasan Jalan Kebon Jati. Di sini, dijelaskan bahwa salah satu pantangan di Tahun Baru Imlek adalah memakan bubur.

Pasalnya, bubur memiliki sejarahnya tersendiri sebagai makanan yang mudah disediakan di zaman perang. Kala itu, seluruh warga berada dalam keadaan sulit. Sehingga, mayoritas warga pun makan bubur sehari-harinya.

Untuk itu, memakan bubur saat Imlek dipercaya menjadi simbol kemelaratan. “Jadi tidak boleh dimakan saat Imlek karena dulu makanan ini adalah makanan yang disediakan saat susah,” ungkap Femis.

Perjalanan dilanjutkan dengan menyambangi toko bacang panas Tjio Tjiang Bie. Toko bacang ini merupakan salah satu yang tertua di Bandung. Meskipun bukan khas disajikan saat Imlek, Bacang adalah makanan khas Tionghoa yang bersejarah.

Makanan yang terbuat dari ketan dan berisi aneka daging ini diperingati setiap tahunnya oleh warga Tionghoa dalam Hari Bacang atau Sembahyang Bacang. Hari tersebut dilakukan sebagai bentuk mengenang Qu Yuan, seorang pejabat di masa Dinasti Chu.

Rumah Makan Santung
Setelah itu, peserta kembali berjalan kaki menuju Rumah Makan Santung di Jalan Cibadak. Rumah makan yang menyajikan aneka masakan Tiongkok ini memiliki salah satu menu andalan berupa kuotie.

Kuotie adalah salah satu makanan tradisional China yang kerap disajikan saat Tahun Baru Imlek. Kudapan ini biasanya diisi dengan daging ayam atau babi, dengan taburan kucai dan bumbu kecap asin yang gurih.

Kuotie di RM Santung Bandung ini sudah menjadi favorit para pelanggan sejak 1972. Di sini, pengunjung juga bisa mengintip proses pembuatan kuotie dari balik kaca.

Onde-onde Oku
Perjalanan menjajal kuliner Imlek dilanjut ke kedai onde-onde Oku yang terletak di Jalan Luna. Onde-onde juga merupakan salah satu kudapan khas Tionghoa yang kerap disantap saat Imlek. Kue berisi kacang hijau ini pun punya sejarah yang menarik.

“Onde-onde itu kue yang naik kelas, karena awalnya dimakan rakyat jelata saja, lama-lama disantap raja,” ungkap Femis. Hal tersebut terjadi karena raja yang tertarik dengan onde-onde isi pasta gula merah yang dimakan warga.

“Akhirnya dibuatlah di kerajaan dengan isian kacang hijau. Lama kelamaan dibawa oleh perantau Tionghoa ke Indonesia,” ujarnya.

Tak hanya menjajal kuliner, peserta tur Cerita Bandung hari itu juga diajak untuk menyambangi tempat bersejarah di kawasan Pecinan. Di antaranya adalah Vihara Tanda Bhakti dan Vihara Dharma Ramsi. Di malam hari, suasana temaram lampu di kawasan tersebut menambah indah suasana menjelang Imlek.

Perjalanan diakhiri dengan mengunjungi pusat wisata kuliner di Jalan Sudirman, yakni Sudirman Culinary Night. Tempat ini terkenal dengan berbagai menu khas Tionghoa-nya, sehingga terpantau ramai dikunjungi saat malam Tahun Baru Imlek.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version