Bandung – PT Digantara Indonesia (PTDI) saat ini tengah mengembangkan pesawat yang bisa digunakan di daerah pelosok. Tak hanya itu, pesawat ini juga didesain agar bisa mendarat di darat maupun air.

Sesuai dengan kemampuannya, pesawat tersebut dinamai N219 Amphibians. Pesawat dengan eksterior berwarna putih-biru tersebut adalah produk terbaru yang tengah diproduksi PTDI.

Manajer Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan PTDI Kerry Apriawan mengatakan, ada dua jenis pesawat N219. Jenis pertama adalah pesawat non-amfibi yang menyasar kawasan-kawasan tanpa bandar udara.

Pasalnya, pesawat ini tak memerlukan aspal rata untuk landing. Permukaan gravel hingga tanah yang dipadatkan saja sudah cukup untuk membuat N219 selamat pulang ke daratan.

“Nantinya ini akan dipakai militer, dan ada juga yang untuk penerbangan perintis yang bisa dipakai masyarakat umum. Kita membuktikan bahwa PTDI itu masih ada, masih memproduksi pesawat militer maupun sipil, Minggu (26/1/2025).

Hingga saat ini, dia mengatakan, pesawat N219 jenis non-amfibi ini sudah tersertifikasi dan telah dipesan sebanyak enam unit oleh Angkatan Darat. Mantan Presiden RI Joko Widodo menamai pesawat ini sebagai “Nurtanio”. Kapasitasnya adalah 19 penumpang dengan bobot muatan 2.313 kilogram.

“Pesawat ini tidak memerlukan landasan panjang untuk landing dan take off, hanya butuh 800 meter, juga tidak perlu aspal. Targetnya adalah untuk ke daerah seperti Papua, yang kadang landingnya itu di tebing,” katanya.

Pesawat N219 tipe ini bisa ditemui di hanggar PTDI. Di dalam hanggar tersebut terdapat dua buah N219 yang sedang terparkir. Salah satunya adalah pesawat yang telah terbang perdana pada 2017.

“Waktu itu kita terbangkan dari Bandara Husein ke Pondok Cabe, pernah juga ke Bali. Kemarin kita juga bawa ke Bali Air Show dalam rangka memperkenalkan produk baru PTDI,” ujarnya.

Sementara itu, N219 versi amfibi bisa dijumpai di area pameran dirgantara PTDI. Di sana, terdapat mockup N219 Amphibians yang tampak memiliki eksterior berbeda dengan jenis satunya.

Di versi ini, terpasang landing gear khusus di bagian bawah pesawat untuk mendarat di air. Kapasitasnya 19 penumpang dan bisa mendarat di kapasitas ombak maksimum 0,3 meter.

“Selama ini kan pesawat di Indonesia hanya ada yang bisa landing di darat atau yang khusus di air. N219 ini bisa dua-duanya,” ucapnya.

Kerry mengatakan, salah satu tujuan pembuatan N219 adalah untuk mendukung sektor pariwisata. Dia mencontohkan, pesawat ini dapat landing di dekat resort-resort yang menghadap ke laut.

“Misalnya di Kepulauan Riau dan Bali Utara, bisa untuk landing di cottage-cottage pinggir laut,” ungkapnya.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version