Breakingnewsbandung.com – Upaya untuk membangun kembali wilayah Gaza diperkirakan membutuhkan dana sebesar lebih dari US$ 50 miliar, atau setara dengan Rp 815 triliun (kurs Rp 16.300). Wilayah ini telah mengalami serangan besar-besaran oleh tentara Israel selama 15 bulan sejak tahun 2023. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan terbaru yang dirilis oleh PBB, Uni Eropa, dan Bank Dunia.
Angka US$ 50 miliar muncul di tengah wacana negara-negara Arab yang berencana memulihkan Gaza sebagai alternatif atas rencana pengungsian massal dua juta penduduk yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Laporan penilaian kerusakan dan kebutuhan cepat sementara untuk Gaza dan Tepi Barat, yang dirilis pada Selasa, menunjukkan bahwa konflik Israel di Gaza telah menyebabkan kerugian mencapai US$ 49 miliar antara 8 Oktober 2023 hingga 8 Oktober 2024.
Kini, para peneliti menyimpulkan bahwa pemulihan dan rekonstruksi wilayah Palestina selama satu dekade ke depan akan membutuhkan dana sebesar US$ 53,2 miliar, atau setara dengan Rp 867,16 triliun. Dari jumlah itu, sekitar US$ 20 miliar dibutuhkan hanya untuk tiga tahun pertama.
“Pendanaan ini akan memerlukan koalisi donor yang luas, berbagai instrumen pendanaan, partisipasi sektor swasta, serta perbaikan signifikan dalam distribusi material rekonstruksi ke Gaza pada masa pasca-konflik,” demikian isi laporan bersama yang dikutip dari Al Jazeera , Jumat (21/2/2025).
Sebagian besar dana, yakni US$ 29,9 miliar, akan digunakan untuk memperbaiki bangunan yang rusak dan memulihkan infrastruktur penting lainnya. Sementara itu, sekitar US$ 15,2 miliar diperlukan untuk mengganti persediaan perumahan yang hancur akibat serangan militer Israel. Sektor perumahan menjadi yang paling parah terdampak, menyumbang 53 persen dari total kerusakan di Gaza. Lebih dari 292.000 rumah dilaporkan hancur atau mengalami kerusakan serius.
Selain itu, dana sebesar US$ 19,1 miliar dibutuhkan untuk menutupi kerugian sosial dan ekonomi akibat kerusakan parah pada sektor kesehatan, pendidikan, perdagangan, dan industri di Gaza. Saat ini, 95 persen rumah sakit di Gaza tidak berfungsi, sementara perekonomian lokal mengalami kontraksi hingga 83 persen. Upaya rekonstruksi juga mencakup pembersihan senjata yang belum meledak dan pemindahan jutaan ton puing yang menumpuk selama bertahun-tahun.