Bandung – Ramadhan 2025 tinggal menghitung hari. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh kemuliaan dan keberkahan dimana umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan diri secara spiritual maupun fisik agar dapat menjalankan ibadah dengan maksimal.
Menyambut bulan suci ini, ada berbagai amalan yang bisa dilakukan guna meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak pahala sebelum memasuki Ramadhan. Simak daftar amalan jelang Ramadhan yang bisa kamu lakukan.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ
Artinya: “Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.” (HR Ahmad)
Berikut lima amalan yang dapat dilakukan menjelang Ramadhan 2025 agar hati dan jiwa semakin siap menyambut bulan penuh rahmat ini.
Amalan Jelang Ramadhan 2025
1. Ziarah Kubur
Menjelang bulan Ramadan, banyak umat Muslim yang menyempatkan diri untuk berziarah ke makam keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan serta untuk mendoakan mereka yang telah berpulang lebih dahulu. Biasanya, menjelang bulan suci, area pemakaman menjadi lebih ramai oleh para peziarah yang datang untuk mendoakan orang-orang terkasih.
Saat berziarah, umat Muslim dianjurkan untuk mengirimkan doa, membaca surat Yasin, serta melantunkan tahlil bagi arwah mereka yang telah meninggal. Selain itu, ziarah kubur juga menjadi momen refleksi bagi peziarah, mengingatkan akan kehidupan setelah mati dan pentingnya mempersiapkan diri dengan amal ibadah yang baik.
Selain mendoakan orang yang telah wafat, umat Islam juga disarankan untuk bertawassul, yakni memohon pertolongan kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan, keberkahan, serta kemudahan dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 35:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 35)
Dengan melakukan ziarah, seorang Muslim tidak hanya mempererat hubungan batin dengan keluarga yang telah meninggal, tetapi juga semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini menjadi salah satu amalan yang dianjurkan sebagai persiapan menyambut bulan Ramadan dengan hati yang lebih bersih dan penuh keikhlasan.
2. Memperbanyak Doa Menjelang Ramadhan
Berdoa merupakan ibadah yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja tanpa batasan waktu. Namun, menjelang bulan Ramadhan, memperbanyak doa menjadi salah satu amalan yang dianjurkan karena membawa keberkahan luar biasa dari Allah SWT. Dengan memanjatkan doa-doa terbaik sebelum bulan suci tiba, kita mempersiapkan diri secara spiritual untuk menjalani ibadah Ramadan dengan lebih maksimal.
Berikut ini doa yang bisa dibaca untuk menyambut bulan Ramadan:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
Allahumma sallimni ila ramadan, wa sallim li ramadan wa tasallamhu minni mutaqabbalan.
Artinya: Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
3. Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadhan
Mandi sebelum memulai ibadah puasa Ramadan bukanlah suatu kewajiban, tetapi merupakan amalan sunah yang dianjurkan sebagai bentuk menjaga kebersihan dan kesiapan dalam beribadah. Beberapa ulama menyebutkan bahwa mandi ini termasuk dalam mandi sunnah yang dianjurkan sebelum menjalankan ibadah besar, seperti puasa Ramadhan dan shalat Idul Fitri atau Idul Adha.
Selain menjaga kebersihan fisik, mandi sunnah sebelum berpuasa juga dapat membantu seseorang merasa lebih segar dan nyaman dalam menjalankan ibadah, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, serta berdzikir. Dengan tubuh yang bersih, diharapkan ibadah dapat dilakukan dengan lebih khusyuk dan penuh kesadaran.
Sama seperti mandi wajib (mandi junub), dalam mandi sunnah sebelum puasa juga dianjurkan untuk membaca niat. Berikut adalah niat yang dapat diucapkan sebelum mandi sunnah Ramadan:
نَوَيْتُ أَدَاءَ الْغُسْلِ الْمَسْنُونِ لِفِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu ada’al ghuslil masnuni li fi hadzihil lailatil min Ramadhana lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat menjalankan mandi yang disunnahkan kepadaku pada malam ini di bulan Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
Selain mandi sunnah sebelum Ramadhan, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah lainnya, seperti berdoa, beristighfar, serta memperbaiki niat agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan maksimal.
4. Menyambut Ramadhan dengan Penuh Kebahagiaan
Mempersiapkan diri secara spiritual dan emosional dalam menyambut bulan Ramadan adalah salah satu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam. Memiliki hati yang lapang dan penuh keikhlasan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas ibadah, tetapi juga mendatangkan ketenangan dan keberkahan. Sikap ini juga dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan yang tidak baik serta mendekatkannya kepada ridho Allah SWT.
Kegembiraan dalam menyambut bulan Ramadhan juga merupakan tanda kecintaan seorang hamba terhadap ibadah dan anugerah yang diberikan Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa bulan ini adalah waktu penuh rahmat, ampunan, dan keberkahan, sehingga sudah selayaknya seorang Muslim menyambutnya dengan suka cita. Dalam kitab Durrotun Nasihin, disebutkan sebuah hadis yang berbunyi:
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
Artinya: “Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, Allah SWT akan mengharamkan jasadnya dari api neraka.”
Sikap gembira dalam menyambut Ramadhan bisa diwujudkan dalam berbagai cara, seperti memperbanyak ibadah, bersedekah, membersihkan hati dari dendam atau permusuhan, serta mempererat tali silaturahmi. Dengan hati yang penuh kebahagiaan dan niat yang tulus, umat Muslim dapat memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan dan mendapatkan berkah yang melimpah.
Menyambut Ramadhan dengan Penuh Kebahagiaan
Mempersiapkan diri secara spiritual dan emosional dalam menyambut bulan Ramadan adalah salah satu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam. Memiliki hati yang lapang dan penuh keikhlasan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas ibadah, tetapi juga mendatangkan ketenangan dan keberkahan. Sikap ini juga dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan yang tidak baik serta mendekatkannya kepada ridho Allah SWT.
Kegembiraan dalam menyambut bulan Ramadan juga merupakan tanda kecintaan seorang hamba terhadap ibadah dan anugerah yang diberikan Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa bulan ini adalah waktu penuh rahmat, ampunan, dan keberkahan, sehingga sudah selayaknya seorang Muslim menyambutnya dengan suka cita. Dalam kitab Durrotun Nasihin, disebutkan sebuah hadis yang berbunyi:
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
Artinya: “Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, Allah SWT akan mengharamkan jasadnya dari api neraka.”
Sikap gembira dalam menyambut Ramadan bisa diwujudkan dalam berbagai cara, seperti memperbanyak ibadah, bersedekah, membersihkan hati dari dendam atau permusuhan, serta mempererat tali silaturahmi. Dengan hati yang penuh kebahagiaan dan niat yang tulus, umat Muslim dapat memanfaatkan bulan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan dan mendapatkan berkah yang melimpah.
4. Menyambut Ramadhan dengan Penuh Kebahagiaan
Mempersiapkan diri secara spiritual dan emosional dalam menyambut bulan Ramadhan adalah salah satu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam. Memiliki hati yang lapang dan penuh keikhlasan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas ibadah, tetapi juga mendatangkan ketenangan dan keberkahan. Sikap ini juga dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan yang tidak baik serta mendekatkannya kepada ridho Allah SWT.
Kegembiraan dalam menyambut bulan Ramadhan juga merupakan tanda kecintaan seorang hamba terhadap ibadah dan anugerah yang diberikan Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa bulan ini adalah waktu penuh rahmat, ampunan, dan keberkahan, sehingga sudah selayaknya seorang Muslim menyambutnya dengan suka cita. Dalam kitab Durrotun Nasihin, disebutkan sebuah hadis yang berbunyi:
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
Artinya: “Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, Allah SWT akan mengharamkan jasadnya dari api neraka.”
Sikap gembira dalam menyambut Ramadhan bisa diwujudkan dalam berbagai cara, seperti memperbanyak ibadah, bersedekah, membersihkan hati dari dendam atau permusuhan, serta mempererat tali silaturahmi. Dengan hati yang penuh kebahagiaan dan niat yang tulus, umat Muslim dapat memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan dan mendapatkan berkah yang melimpah.
5. Saling Memaafkan
Menjelang bulan suci Ramadan 2024, salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah saling memaafkan antar sesama. Kesadaran akan kesalahan dan dosa yang telah diperbuat sering kali muncul di momen-momen seperti ini. Oleh karena itu, bersilaturahmi dan meminta maaf menjadi langkah penting agar kita dapat menyambut Ramadan dengan hati yang bersih dan jiwa yang damai.
Memohon dan memberikan maaf bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Dengan hati yang bersih dari dendam dan amarah, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan penuh ketenangan. Selain itu, sikap saling memaafkan juga mempererat hubungan sosial dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis di tengah masyarakat.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan pentingnya memaafkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 178:
فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya: Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.
Selain dalam Al-Qur’an, Rasulullah SAW juga banyak menekankan pentingnya sikap pemaaf. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:
“Tidaklah bertambah seorang hamba dengan memberi maaf kecuali kemuliaan.” (HR. Muslim)
Dari sini, jelas bahwa memberi maaf bukanlah tanda kelemahan, melainkan suatu bentuk kemuliaan yang akan mendekatkan seseorang pada keberkahan Allah SWT.
Sebagai bagian dari persiapan menuju Ramadan, mari kita jadikan saling memaafkan sebagai amalan yang dilakukan dengan ikhlas. Dengan begitu, kita bisa memasuki bulan penuh berkah ini dengan hati yang lapang, siap meraih pahala dan keberkahan yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Itu dia daftar amalan yang bisa dilakukan jelang Raamdhan 2025. Semoga Allah SWT mudahkan kita melaksanakan amalan-amalan baik. Semoga membantu!