Breakingnewsbandung.com – Gencatan senjata di Gaza tampaknya telah mengalihkan fokus serangan Israel ke Tepi Barat yang diduduki, salah satunya kota Jenin. Dalam perkembangan terbaru, Perdana Menteri Israel mengirim tiga tank tempur ke kota tersebut. Tank-tank ini mulai beroperasi sejak Senin (25/2/2025), dan kehadirannya memicu reaksi dari warga setempat.

Ahmed al-Amouri (56), seorang warga Palestina, merekam momen tersebut sambil mengirimkan pesan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ia mengenang bahwa terakhir kali tank-tank Israel muncul di Jenin adalah lebih dari dua dekade lalu, tepatnya pada tahun 2002, ketika Israel berusaha menghancurkan Intifada Kedua. Saat itu, kamp Jenin menjadi medan pertempuran sengit antara pejuang Palestina dan pasukan Israel.

Namun, kali ini situasinya berbeda. Ahmed bergabung dengan orang-orang yang menonton dan berswafoto di depan kendaraan lapis baja tersebut. Bahkan, ia melemparkan batu ke arah tank saat mereka memasuki Jenin. “Tidak ada gunanya membawa tank itu sampai ke sini. Kota ini kosong!” kata ayah dari lima anak itu, dikutip dari Al Jazeera , Kamis (27/2/2025).

“Saya dan ribuan orang lainnya sudah diusir, dan kecuali mereka bertarung melawan iblis mereka sendiri, mereka tidak akan menemukan siapa pun di kamp yang bisa diajak bertarung,” tambahnya.

Pengungsian Massal di Kamp Jenin

Ahmed mengikuti tank-tank tersebut dari Wad Burkeen, desa tempatnya tinggal sekarang, sekitar 10 menit berjalan kaki dari kediamannya di kamp Jenin, yang terpaksa ia tinggalkan bersama 14 anggota keluarganya sejak 26 Januari. Kamp pengungsi di Tepi Barat sejatinya telah menampung ribuan warga Palestina, yang nenek moyangnya diusir oleh kelompok Zionis untuk memberi jalan bagi deklarasi negara Israel pada tahun 1948.

Selama bertahun-tahun, perlawanan bersenjata muncul di kamp-kamp seperti Jenin. Pada tahun 2002, saat tank-tank Israel meratakan gang-gang sempit di kamp-kamp ini, para pejuang Palestina siap dengan jebakan dan serangan mendadak. Namun, kali ini, ketika tiga tank memasuki Jenin minggu ini dan diparkir di kawasan Al-Jabriyat, tidak ada perlawanan sama sekali. Jenin tak ubahnya kota mati.

Motivasi Politik di Balik Serangan

Pengerahan tank ini terjadi setelah lebih dari sebulan serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki dalam operasi yang disebut “Operasi Tembok Besi.” Operasi ini dimulai tepat setelah gencatan senjata tercapai di Gaza. Menurut para analis, motivasi Israel lebih bersifat politik daripada keamanan. Langkah ini dilihat sebagai upaya untuk meredakan kemarahan politisi sayap kanan Israel yang kesal dengan gencatan senjata di Gaza.

Serangan di Tepi Barat telah menewaskan sedikitnya 61 orang dan mengungsi lebih dari 40.000 orang sejak akhir Januari. “Perang di Gaza dan sekarang di Tepi Barat adalah bagian dari strategi hukuman kolektif Israel,” kata Wasel Abu Yousef, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Menurutnya, langkah ini juga bertujuan untuk membuka jalan bagi pembangunan pemukiman ilegal Israel yang lebih banyak lagi. “Penghancuran kota-kota Palestina dan pengusiran penduduk adalah taktik politik yang dirancang untuk memperketat cengkeraman Israel di wilayah yang diduduki,” tuturnya.

Hukuman Kolektif dan Strategi Israel

Wasel menegaskan bahwa apa yang terjadi di Jenin dan wilayah Tepi Barat lainnya bukanlah sekadar tindakan keamanan, melainkan bagian dari strategi sistematis untuk menghukum warga Palestina secara kolektif. Penghancuran infrastruktur, pengusiran massal, dan peningkatan aktivitas pemukiman ilegal adalah taktik yang digunakan Israel untuk memperkuat dominasinya di wilayah yang telah diduduki sejak 1967.

“Kami tidak melihat ini sebagai tindakan militer semata, tetapi sebagai bagian dari agenda politik yang lebih besar untuk menghapus identitas Palestina dari tanah mereka sendiri,” ujar Wasel.

Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/news/pr-019104929/netanyahu-kirim-3-tank-tempur-ke-jenin-ayah-palestina-tak-berguna-kota-ini-kosong?page=2

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version