Breakingnewsbandung.com – Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa nasib warga Palestina menjadi salah satu topik pembahasan dalam acara makan siang bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana, Jakarta, pada Selasa (29/4/2025). Menurut Muzani, Presiden Prabowo menaruh perhatian besar terhadap pemulihan warga Palestina yang terdampak konflik, termasuk anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas. “Yang ada dalam pikiran beliau adalah bagaimana ketika Palestina merdeka, orang-orang yang mengalami trauma perang bisa segera pulih dan kembali ke tanah airnya,” ujar Muzani usai pertemuan.
Acara makan siang tersebut digelar secara informal dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Menteri Sekretaris Negara Prastyo Hadi, Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, dan Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya. Dalam diskusi itu, Prabowo juga menyoroti pentingnya memberikan dukungan kepada tenaga medis dan pendidik asal Palestina. Menurutnya, mereka harus dibantu untuk memulihkan trauma serta meningkatkan kapasitas profesional agar dapat berkontribusi dalam pembangunan masa depan Palestina.
“Sehingga ketika Palestina dinyatakan bebas dari peperangan, mereka bisa kembali ke tanah airnya di Palestina untuk bersama-sama membangun masa depan negara tersebut,” tambah Muzani.
Prabowo bahkan memiliki rencana konkret untuk membantu warga Palestina, yakni dengan mengevakuasi sementara tenaga medis dan pendidik dari Gaza ke Indonesia. Langkah ini, menurut Muzani, merupakan bagian dari persiapan untuk mendukung kemerdekaan Palestina di masa mendatang. “Yang dilakukan oleh Presiden Prabowo yang merencanakan untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia adalah tenaga-tenaga medis dan pendidik. Ini sebagai bagian dari persiapan Palestina yang merdeka,” jelas Muzani dalam pernyataannya pada Kamis (17/4/2025) lalu.
Muzani menambahkan bahwa jumlah tenaga ahli di Palestina semakin berkurang akibat konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu, mereka yang dievakuasi akan dididik dan dilatih di Indonesia, baik dalam bidang medis maupun non-medis, sebagai upaya mempersiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan kembali Palestina di masa depan.
Sumber: nasional.kompas.com