Breakingnewsbandung.com – JAKARTA | Melly Goeslaw , artis sekaligus politisi dari Partai Gerindra , hadir dalam acara Aksi Simpatik untuk Menyelamatkan Kemanusiaan di Gaza , yang digelar di Jakarta. Acara ini diinisiasi oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI, Mardani Ali Sera , sebagai bentuk solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina .
Selain hadir, Melly juga membacakan puisi berjudul Kehilangan , yang ditulisnya secara spontan selama perjalanan menuju lokasi acara.
“Waktu didaulat untuk mengisi acara yang luar biasa ini, Pak Mardani bilang: Teh, mau baca puisi. (Saya bilang) mau, puisinya ada? Belum ada ternyata kata panitia. Jadi saya bikin waktu on the way ke sini di mobil. Semoga cukup baik,” kata Melly, dikutip Minggu (25/5/2025).
Dalam acara tersebut, Melly tampil mengenakan busana serba hitam. Video saat ia membacakan puisi Kehilangan kemudian diunggah ke akun Instagram terverifikasi miliknya pada hari Sabtu (24/5/2025).
“Saya tidak pandai membuat puisi, maafkan,” kata Melly dengan nada rendah hati.
Sebelum membacakan puisinya, Melly mengingatkan bahwa kemanusiaan tidak mengenal batasan partai politik. Ia menekankan pentingnya menjadi manusia yang peduli dan bersuara untuk kemanusiaan, khususnya bagi rakyat Palestina yang tengah mengalami penderitaan luar biasa.
Berikut isi puisi Kehilangan yang dibacakan Melly:
Kehilangan
Kehilangan adalah sebuah kata yang sering kita dengar
Kata yang tak ingin mampir dan bertamu di hidup kita
Kata yang tidak diinginkan oleh setiap insan penikmat kedamaian
Tapi, apa jadinya jika kata itu kemudian menjadi sahabatmu
Menjadi bantal di setiap tidur
Menjadi selimut di setiap dinginmu
Menjadi kegelapan di setiap siangmu
Menjadi kemencekaman di setiap malammu
Palestina .
Seolah suara tawa anak-anak di sana cuma basa-basi
Hanya seperti bunyi weker yang menghitung mundur
Krik, krik, krik dan kemudian duar
Berubah menjadi dentuman yang sangat keras
Aku menatap mata ibu di tanah Indonesia
Seorang ibu yang menatap nanar
Duduk beralas koran dengan headline:
Koruptor dihukum ringan, pencuri bawang digebuki hingga babak belur
Tak sebutir gabah pun masuk dalam perut ibu ini
Sejak tiga hari yang lalu dia tidak makan
Namun kelaparan dan kemiskinan sudah menjadi biasa saja baginya
Sayup-sayup terdengar suara pengamen memainkan lagu “Bento”
Disusul dengan lagu yang lainnya
Mulut sang ibu bergerak mengikuti lagu-lagu
Dan anak-anak kecil dengan kaki telanjang
Berputar-putar, menari sambil memainkan mainan bekas si anak tuan
Tidak Ada Serangan di Sini
Tak ada serangan di sini
Tak ada maut yang mengintai
Di tanah ini, yang miskin dan yang kaya,
Semua bisa menyaksikan bintang bersinar di langit malam
Tidak demikian dengan Palestina
Tak ada suara lain selain dentuman-dentuman,
Yang mengantarkan berita kematian suami, istri, dan anak-anak
Darah dan dagingku malu melekat di diriku
Andainya aku kehilangan iba
Dan tak mau berdiri untuk Palestina
Apa, apa alasannya?
Apa coba alasannya kamu tidak mau berdiri untuk Palestina?
Apa kata matamu saat menyaksikan anak kecil campang-camping?
Hei Indonesia,
Di sini yang compang-camping itu pakaian, kain.
Kain dan pakaian.
Tapi di sana, yang compang-camping itu anak kecil
Kulit. Kulit yang terpisah dengan raga
Ya Allah,
Kami semua ingin sekali berdoa dan jika
Engkau mengizinkan
Bisakah kami bertukar tempat dengan mereka yang di sana?
Walau kematian jadi sahabat
Namun surga menanti
Puisi ini disampaikan dengan penuh emosi oleh Melly, hingga tangisnya pecah di beberapa bagian. Penampilannya berhasil menyentuh hati banyak orang yang hadir dalam acara tersebut, serta mendapat apresiasi luas dari warganet yang menyaksikan video unggahannya di media sosial.
Melalui puisi ini, Melly ingin menggugah kesadaran masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap penderitaan rakyat Palestina. Ia menekankan bahwa meskipun kita tidak mengalami langsung tragedi yang sama, kita tetap memiliki tanggung jawab moral untuk bersolidaritas dan membantu mereka yang membutuhkan.
Sumber: merdeka.com