Breakingnewsbandung.comKABUPATEN BANDUNG | Agus Nurjaman (38), seorang petugas kesehatan asal Kabupaten Bandung Barat, menagih janji pemerintah pusat terkait pengangkatannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kesempatan menjadi petugas haji. Janji tersebut diutarakan saat Agus menerima penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Nasional 2024 dalam kategori Pengabdian Tanpa Batas. Awalnya, ia masuk sebagai calon penerima penghargaan setelah salah satu warga yang merasakan manfaat layanan kesehatannya mengajukan namanya kepada Kementerian Kesehatan. Agus dikenal luas berkat program inovatifnya, yakni memberikan layanan khitan secara door to door atau mendatangi rumah warga di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Serangkaian seleksi saya tempuh, mulai dari persyaratan administrasi hingga wawancara oleh Kemenkes,” kata Agus saat dihubungi, Rabu (11/6/2025). Pada Agustus 2024, ia dipanggil ke Jakarta untuk menerima penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Nasional 2024. Dalam acara tersebut, para penerima penghargaan diaudensi langsung oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Saat itu, Wapres berjanji akan mengangkat tenaga kesehatan teladan yang masih berstatus honorer menjadi ASN.

Dalam kesempatan lain, Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono, juga menyampaikan hadiah tambahan bagi para penerima penghargaan. Salah satunya adalah kesempatan menjadi petugas kesehatan haji pada 2025. “Mendengar janji tersebut, saya sedih campur haru karena negara akhirnya mengapresiasi ketekunan dan keikhlasan pengabdian saya,” tutur Agus.

Namun, hingga kini, janji tersebut belum terealisasi. Agus mengaku sudah mencoba mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) , tetapi hanya mendapatkan nilai afirmasi sebesar 75 poin. Ia harus bersaing dengan aturan yang menyatakan bahwa prioritas pengangkatan PPPK 2024 hanya diberikan kepada honorer dengan kategori tertentu. Selain itu, Agus juga mencoba mendaftar sebagai petugas haji 2025, namun gagal lulus seleksi administrasi karena statusnya sebagai honorer.

“Intinya, saya hanya ingin menagih janji yang telah disampaikan sebelumnya,” ujar Agus.

Program Ngadoor: Inovasi Layanan Kesehatan Door to Door

Program yang membuat Agus dikenal publik adalah Ngadoor , singkatan dari Ngekhitan Dor To Dor . Program ini merupakan bentuk pelayanan khitan gratis yang dilakukan dengan mendatangi langsung rumah warga, khususnya mereka yang tinggal di pelosok atau tidak mampu.

Pada Jumat (23/5/2025), tim “PR” menyaksikan langsung aktivitas Ngadoor Agus di Kampung Cibangban, RT 1 RW 2, Desa Karanganyar, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Di sana, ia mengkhitan seorang anak dari keluarga kurang mampu. Aktivitas kemanusiaan ini dimulai sejak tahun 2008, ketika Agus membantu tetangga dekatnya yang membutuhkan layanan khitan.

Awalnya, ia membuka praktik khitan umum. Namun, ia juga meluncurkan program sosial bernama Jumat Berkah , yaitu pelayanan khitan gratis bagi masyarakat tidak mampu dengan mendatangi langsung tempat tinggal mereka. Tujuannya adalah untuk meringankan beban warga yang tidak memiliki biaya transportasi atau kesulitan mengakses fasilitas pelayanan sunat.

“Abdi turun ka lapangan supaya meringankan (Saya datang langsung ke rumah warga untuk meringankan bebannya),” ucap Agus saat itu.

Aktivitas ini kemudian berkembang menjadi program Ngadoor . Untuk membiayai pelaksanaan program ini, Agus menerapkan sistem subsidi silang. Sebagian pendapatan dari praktik khitan berbayar yang dilakukan untuk warga mampu digunakan untuk mendanai layanan khitan gratis bagi warga tidak mampu.

“Abdi nyisihkeun (Saya menyisihkan pendapatan pribadi untuk khitan gratis),” ujar pria yang bermukim di Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

Sumber: pikiran-rakyat.com

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version